Mohon tunggu...
GANI HAKIMABDILLAH
GANI HAKIMABDILLAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Virtual Reality terhadap Perubahan Sosial Masyarakat

13 November 2023   23:51 Diperbarui: 14 November 2023   00:01 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

VIRTUAL REALITY (VR)

Di era digital saat ini semakin berkembang pesat, perkembangan era digital sangat jelas terlihat di dunia ini adanya alat-alat digital yang canggih seperti virtual reality (VR), handphone, television dll. Sebelum berkembangnya era digital saat ini masyarakat hanya bersosial dengan pertemuan atau dari mulut ke mulut untuk sosialisasi, tetapi di era digital ini masyarakat dapat bersosial dengan menggunakan handphone dan virtual reality, karena adanya suatu media yang dapat membantu masyarakat untuk mempermudah dalam bersosialisasi walaupun tidak perlu face to face, kini dengan segala sesuatu dapat digantikan menggunakan digital.

Virtual Reality (VR) adalah sebuah teknologi yang menciptakan pengalaman interaktif dan imersif bagi pengguna di dalam lingkungan simulasi. Menurut (Puto, 2015) Virtual Reality adalah pemunculan gambar-gambar tiga dimensi yang dibuat komputer sehingga terlihat nyata dengan bantuan sejumlah peralatan tertentu, yang menjadikan penggunanya seolah-olah terlibat langsung secara fisik dalam lingkungan tersebut. Dalam dunia virtual yang diciptakan, kamu dapat merasakan dan berinteraksi dengan objek-objek serta lingkungan 3D yang terlihat dan terdengar seperti di dunia nyata. 

Pengalaman VR biasanya melibatkan penggunaan headset VR yang dikenakan di kepala.  Dalam pengalaman VR, kamu dapat berinteraksi dengan objek dan lingkungan 3D melalui headset VR dan kontroler tangan yang responsif. Headset ini dilengkapi dengan layar yang menutupi bidang pandang, serta sensor-sensor yang melacak gerakan kepala. Dengan mengenakan headset tersebut, kamu dapat "merasakan" seolah-olah berada di dalam lingkungan virtual yang dikendalikan oleh komputer. Selain headset, VR juga sering menggunakan kontroler tangan atau alat kendali lainnya untuk memungkinkan kamu berinteraksi dengan dunia virtual. Kontroler ini mendeteksi gerakan tangan dan mengirimkan informasi tersebut ke sistem VR, yang kemudian memproses dan meresponsnya dalam lingkungan simulasi.

Penggunaan virtual reality banyak sekali game yang dapat kita mainkan kapanpun kita inginkan hingga berjam jam terus menerus dan didalam game virtual reality tersebut membuat kita seperti berada di kehidupan nyata dan dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa keluar rumah untuk berinteraksi dengan orang langsung sehingga dapat berpengaruh terhadap perubahan sosial dimasyarakat jika terus menerus seperti ini.

Dampaknya dapat membuat seseorang kecanduan dengan game atau interaksi di virtual reality, seseorang tidak percaya diri saat bertemu dengan orang langsung menjadi kehidupan sosialnya menurun seperti kehilangan sosialisasi dengan keluarga, sahabat, belajar dan kehidupan sosial lainnya dan dapat mengalami gangguan mental yang serius. Dan ini sangat berbahaya bagi masyarakat jika mengalami hal tersebut.

KARAKTERISTIK MEDIUM KOMUNIKASI REALITAS VIRTUAL

Virtual Reality (VR) atau realitas maya adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan computer (computer-simulated environment), suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imajinasi. Lingkungan realitas maya terkini umumnya menyajikan pengalaman visual, yang ditampilkan pada sebuah layar computer atau melalui sebuah penampil stereoskopi, tetap beberapa simulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil pengindraan, seperti suara melalui speaker atau headphone.

Steuer mengajak kita untuk merumuskan definisi yang berbasis pengalaman manusia, bukan sistmen teknologis tertentu pada apa yang dialami pengguna, bukan pada HMD, google, glove, headphone dan lain-lainya.

Untuk itu kita harus menemukan pembeda utama yang memisahkan RV/VR dan media lainnya. Steuer menyebut karakteristik pembeda atau ciri khas RV/VR adalah presence, keberadaan. Manusia bisa berada dalam lingkungan langsung (immediate). Presence menujukkan lingkungan alamiah tempat kita berada. Telepresence merujuk pada lingkungan yang kita alami melalui media. Melalui radio, kita dapat mendengar celotehan genit penyiar perempuan di studio kota lain. Melalui televise kita bisa menyaksikan kunjungan presiden ke kemah para pengungsi dan mendengarkan pembicaraannya di hadapan mereka. Melalui teater, kita dapat melihat, mendengar, mungkin juga mencium bebauan dipanggung tetapi kita tidak dapat memengaruhi jalannya cerita. Melalui RV/VR, kita dapat melakukan semuanya melihat, mendengarkan, mencium, menyentuh, mengubah lingkungan, seakan-akan kita berada dalam lingkungan alamiah. Bersamaan dengan penggunaan semua indra, kita dapat berpatisipasi dalam RV/VR.

Adapun penggunaan VR dalam melakukan pelatihan seperti dibawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun