Mohon tunggu...
ABDUL GANI HAITAMY
ABDUL GANI HAITAMY Mohon Tunggu... Konsultan - ingin berkarya lewat tulisan tulisan yang mencerahkan dan inshaa allah akan mejadi referissi bagi semua kalangan yang konsen dengan hukum, pendidikan kesehtan dan parawisata.

kiranya dapat menjadikan figur yang dapat menerima segala masukan dari semua pihak..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Keperawatan Profesi dan Sejarah di Indonesia

5 Maret 2021   14:46 Diperbarui: 5 Maret 2021   14:49 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus asuhan keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif dan rehabilitatif didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang keperawatan, sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas. saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan profesional, seperti: praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan praktik keperawatan di rumah (home care) praktik keperawatan berkelompok (nursing home = klinik bersama, dan  praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.

Konsep keperawatn spiritual..

Kepuasan pasien adalah hal yang mutlak harus dipenuhi oleh setiap penyelenggara pelayanan kesehatan atau rumah sakit, rumah sakit akan tetap survive apabila selalu berorientasi pada kepuasan pasiennya. vpasien akan merasa puas apabila hasil yang dirasakannya melebihi harapannya, sebaliknya akan timbul perasaan kecewa atau ketidakpuasan apabila hasil yang dirasakannya tidak sesuai dengan harapan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan diantaranya prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kejelasan pelayanan, kemampuan petugas, kecepatan pelayanan, keamanan dan kenyamanan lingkungan rumah sakit. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan adalah kualitas pelayanan keperawatan.

Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia, apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat, seorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. kebutuhan spiritual mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf dan pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan.

Kebutuhan spiritualitas hal yang tidak bisa diabaikan, telah terbukti dapat memberikan kekuatan pada pasien pada saat menghadapi penyakitnya, pasien yang dalam keadaan sakit tentu membutuhkan penguatan dan pendampingan spiritual selama di rawat, dibutuhkan peran aktif perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien selama berada di rumah sakit. pada kenyataannya kebutuhan pasien akan spiritual jarang sekali terpenuhi oleh perawat selama pasien dirawat di rumah sakit, keadaan ini tentu akan mengurangi kepuasan pasien, karena salah satu dari kebutuhannya tidak terpenuhi Pemenuhan kebutuhan spiritual diperlukan oleh pasien dan keluarga dalam mencari arti dari peristiwa kehidupan yang dihadapi termasuk penderitaan karena sakit dan merasa tetap dicintai oleh sesama manusia dan Tuhan.

Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berperan dalam memenuhi kebutuhan spiritualitas pasien selama di rawat di rumah sakit, perawat yang paling mengetahui keadaan kesehatan dan kebutuhan pasien, karena perawat berada selama 24 jam mendampingi pasien setiap hari, oleh karena itu membutuhkan keterampilan perawat dalam memberikan motivasi. agama dalam ilmu pengetahuan merupakan suatu spiritual nourishment (gizi ruhani). Seseorang yang dikatakan sehat secara paripurna tidak hanya cukup gizi makanan tetapi juga gizi rohaninya harus terpenuhi. Menurut hasil Riset Psycho Spiritual For AIDS Patient, Cancepatients, and for Terminal Illness Patient, menyatakan bahwa orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapat perhatian khusus (Hawari, 1977).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun