Islam tidak dapat menafikan kehidupan berpolitik, karena sejarah peradaban islam diwarnai dengan kegiatan politik, sejak zaman Nabi Muhammad sampai sekarang. Namun terkadang keberadaan partai politik pasca kejatuhan orde baru dengan munculnya reformasi pada tahun 1998.
Partai politik yang bersimbol ke islaman terjadi euforia, mendirikan partai politik Islam dengan jualan islam namun pelaksanaan hanya sedikit menyentuh sisi islami, terkesan bukan membangun keislaman yang menyeluruh, tetapi hanya dikala jelang kampanye memutar film tokoh-tokoh Islam.
Menghindari dari kehidupan dan lingkungan politik mungkin sulit terjadi, dalam buku politik dalam Islam oleh Moh. Kurdi Ali, dia menyebutkan bahwa kebutuhan bangsa kepada politik sama dengan kebutuhan manusia akan air dan udara. []
Penulis adalah Abdul Gani Haitamy, SH staf pengajar STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H