Mohon tunggu...
Gangsar Mangkasaro
Gangsar Mangkasaro Mohon Tunggu... lainnya -

melihat dengan kaca mata kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

nDableg

1 Februari 2014   13:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:15 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jaman susah terpaksa nyusu gudel
mana benar mana salah selalu ngedumel
anak dibesarkan, pikiran minta dikecilkan
masuk jaman rekoso kok nggak mau dipekso

sampai hujan berhenti
terlanjur banjir kamu nggak akan mengerti
kehidupan disanding kematian
sampai tenggorokan, sudah itu tak berarti

jangan bawa namaku
berkali berulang gluduk menggelegar
sebatas luar telinga tak terdengar
cas cis cus cas cis cus ini terasa hambar

raut rembulan tak bersinar seperti dulu
entah dosa apa
entah doa yang mana
bintik-bintik menutupi cermin

rengekan malam berlalu
pagipun masih tersimpan malu
siang aku pun terus merindu
sore hampir tak putus waktu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun