Banyak ide bisnis yang bisa kita jalankan, sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Dari sekian banyak pilihan ide bisnis, saya memilih sebuah bisnis yang sesuai dengan kondisi lingkungan dimana saya tinggal. Saya tinggal di sebuah kawasan pedesaan dengan sumber daya alam yang cukup memadai untuk memproduksi sabun mandi natural atau sering dikenal dengan sebutan sabun herbal.
Ide ini muncul di saat saya sudah resign dari pekerjaan kantoran, saat itu saya menjadi peserta pelatihan wirausaha membuat sabun mandi di tahun 2020. Menyadari bahwa di sekitar saya banyak sekali tanaman kopi (petani kopi), saya memutuskan untuk membuat sabun mandi varian kopi dengan brand Asya Soap. Selain varian kopi, ada varian lain yaitu sabun sirih, sabun kunyit, sabun binahongdan sabun zaitun.
Menjalankan bisnis sabun natural tentu tidak mudah, selain harus memperkenalkan produknya, kita juga harus memberikan edukasi tentang kelebihan atau keunggulan produk. Terus terang ini cukup sulit dilakukan di tengah persaingan dengan produk komersil/pabrikan dan juga produk impor.
Selain itu, budaya perempuan di Indonesia yang memandang kecantikan identik dengan kulit putih juga menjadi tantangan. Produk pemutih termasuk sabun pemutih menjadi produk favorit dibanding sabun natural.
Lalu bagaimana menghadapi persoalan seperti ini? Sebelum membahas hal itu, mari kita kenali dulu apa itu sabun natural.
Kata Soap (Sabun) berasal dari kata SAIPO, SAIPO adalah nama yang dibuat oleh bangsa Celtic. Bangsa Celtic adalah kumpulan suku yang berasal dari Eropa Tengah. Secara teknik sabun adalah hasil reaksi kimia antara fatty acid (lemak hewan atau pun lemak nabati) dan alkali (NAOH/KOH). Jenis minyak yang biasa digunakan ialah Minyak Zaitun (Olive Oil), Minyak Kelapa (Coconut Oil), Minyak Sawit (Palm Oil), dan jenis minyak lainnya. Tanpa melalui proses saponifikasi, sebuah sabun dikatakan bukan sabun yang sebenarnya, melainkan produk pembersih yang bisa jadi terbuat dari deterjen.
Budaya kulit putih yang disanjung oleh mayoritas perempuan Indonesia inilah yang kemudian menumbuhkan industri skin care dengan bahan bahan kimia berbahaya. Meski pemerintah sudah mengawasi peredaran kosmetik melalui ijin edar BPOM, bukan berarti masyarakat sudah aman dari ancaman skin care yang berbahaya tersebut.
Isu lingkungan juga menjadi persoalan yang muncul dengan adanya penggunaan sabun mandi berbahan kimia, dimana busa dari sabun tersebut dapat mencemari lingkungan sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada tanah dan makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
Latar belakang itulah kemudian menimbulkan sebuah ide bisnis dengan konsep go green dan zero waste, yaitu ide bisnis produksi sabun mandi natural dengan nama Brand Asya Soap. Asya Soap  merupakan salah satu UMKM di Jawa Tengah, penghasil sabun untuk menjaga dan merawat kesehatan kulit. Usaha ini berdiri sejak tahun 2020. Bahan dasar utama semua produk yang dihasilkan dan dipasarkan berasal dari kopi organik pilihan, alami, dan tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Sabun Natural yang diproduksi Asya Soap juga merupakan sarana edukasi untuk masyarakat agar memulai gaya hidup sehat dengan menggunakan sabun mandi yang alami, dan menebarkan nilai-nilai kebaikan universal dengan tagline #LengkapiKebaikanmu. Produk yang ditawarkan meliputi Sabun kunyit, Sabun sirih, dan Sabun Kopi dengan harga mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 45.000 menyesuaikan ukuran sabun.
Visi dari Asya Soap adalah Brand Terbaik di Era Baru Dunia Kecantikan dengan Sumber Daya Lokal Indonesia. Baru yang dimaksud disini mengacu pada nilai atau sikap dan cara pandang terhadap konsep cantik. Cantik menurut Asya Soap adalah baik perilakunya, bukan hanya sekedar fisik/tubuh yang putih dan hidung mancung saja. Sementara sumber daya lokal disini bermakna kepada kekayaan alam Indonesia, dan juga sumber daya manusianya, yang apabila dihargai lebih lagi maka akan menyumbang terhadap pertumbuhan perekonomian.
Saat ini bisnis sabun natural tumbuh dan berkembang dengan baik, serta mendapat tempat di hati masyarakat. Terbukti dengan adanya Brand Sabun Natural yang sudah memiliki nama dan banyak digunakan. Namun demikian, perjuangan belum usai. Upaya memperkenalkan penggunaan sabun natural kepada masyarakat masih harus terus dilakukan, agar masyarakat memiliki kulit sehat dan juga lingkungan yang sehat.