Mohon tunggu...
Stevano Asprila
Stevano Asprila Mohon Tunggu... -

seorang anak muda aktualisasi diri lewat blog

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisahku

21 Februari 2011   16:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:24 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peta Rumahku

Nama ibuku Kasminah. Ibuku bekerja sebagai ibu rumah tangga. Dan bapakku bernama Solekan, pekerjaan sehari harinya sebagai mekanik alat berat. Aku anak kedua dari empat bersaudara. Alamat rumahku di Jalan Yos Sudarso, Gang Krawang 2, Kelurahan Garuntang, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung.

Namaku Stevano biasa dipanggil Ipan oleh kawan – kawan sepermainanku.Pada saat umurku 6 tahun, aku memasuki Sekolah Dasar 04 Sukaraja, jaraknya tidak jauh dari rumahku, saya jalan kaki menuju sekolah setiap harinya. Sewaktu SD, saya menyukai pelajaran olah raga dan aku sangat suka bermain bola karena aku bercita cita untuk menjadi pemain bola yang profesional dan dikenal oleh orang banyak.

Usiaku pun bertambah dan akupun lulus SD pada umur 12 tahun. dan aku mendaftar masuk SMP Negeri 11 Bandar Lampung. Hanya satu tahun, saya dikeluarin oleh pihak sekolah, karena aku badung dan jarang masuk sekolah. Ibuku memindahkan aku di SMP Utama 03 Bandar Lampung.

Pada awal masuk SMP Utama 03, saya berkenalan dengan Bayu, dia tinggal dekat kampungku. Hanya berselang beberapa hari masuk sekolah, saya berantem teman sekelasku. Kemudian, Aku berdua dipanggil ke kantor sekolah, aku disuruh membuat perjanjian untuk tidak mengulanginya lagi.

Namun,berkali –kali perkelahian, minum tuak semakin menjadi – jadi dalam hidupku. Aku sangat tidak suka kalau guru terlalu lama mengajar dalam kelas, begitupun dengan temanku yang bernama M. Ariansyah atau biasa dipanggil Tuang,karena suka minum tuak..

Setelah satu tahun di SMP Utama 03 Bandar Lampung, Saya naik ke kelas 9. Setiap hari sekolah, kelas 9 inilah menjadi tempatku menuntut ilmu. Aku sekarang mulai berpikir untuk tidak mengulangi tindakan burukyang sering terjadi dalam hidupku, aku tidak mau jika tidak lulus ujian akhir nanti..

Salam kenal kawan-kawan kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun