Mohon tunggu...
gan gan abdul ghani
gan gan abdul ghani Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa pendidikan bahasa arab

Pelajar di perguruan tinggi Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Agar Iman Terasa Manis

12 Desember 2020   08:52 Diperbarui: 12 Desember 2020   08:54 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada tiga perkara yang jika ketiga nya ada pada diri seseorang maka ia akan senantiasa mendapatkan manis nya iman, yaitu (1) menjadikan Alloh SWT dan Rosul Nya lebih ia cintai dari pada selain dari keduanya. (2) mencintai seseorang tidak lah mencintainya melainkan karena Alloh SWT (3) kemudian benci akan kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci untuk dimasukan kedalam api neraka. 

Hadist ini menyatakan dengan sangat jelas sekali bahwa sanya keimanan memiliki rasa, Nabi SAW menjelaskan bahwa sanya ada iman yang begitu terasa manis yang dapat dirasakan oleh seseorang yang memilikinya, dan hadist ini pula menunjukan ada kebalikan dari manis nya iman itu yaitu rasa hambar, dia memiliki iman tapi tidak ada rasanya tidak dapat merasakan nya, terasa hampa hidup nya, karena ia tidak dapat merasakan keimanan yang ia miliki. 

Pertanyaan nya ialah, bagaimana cara merasakan manisnya iman tersebut ? . rosul SAW menjelaskan dalam hadist nya secara gamblang bagaimana seseorang mendapatkan manis nya iman tersebut yaitu dengan tiga perkara yang berisi didalam nya dua unsur cinta dan satu unsur benci, apakah itu ? yang pertama ialah menjadikan Alloh SWT dan Rosul Nya lebih ia cintai dari pada selain dari keduanya, yang kedua mencintai seseorang tidak lah mencintainya melainkan karena Alloh SWT dan yang ketiga kemudian benci akan kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci untuk dimasukan kedalam api neraka.

Unsur yang pertama yaitu menjadikan Alloh SWT dan Rosul Nya lebih ia cintai daripada selain dari pada keduanya., yaitu menjadikan cinta kepada Alloh lebih dari segalanya, apa yang dimaksudkan dengan cinta disini ? imam Ibnu Hajar Al Asqalany berkata beliau menjelaskan dua macan Mahabbah ini yaitu Mahabbah Ikhtiyariah dan Mahabbah Taba'iyah, adapun Mahabbah Ikhtiyariah yaitu pilihan atau usaha artinya mengusakan untuk mencintai, dan adaoun mahabbah Taba'iyah yaitu sifat rasa cinta yang memang sudah ada pada dirinya sejak ia lahir kedunia tanpa harus di paksakan dan di usahakan artinya datang dengan sendirinya, 

Kemudian yang dimaksud dengan Mahabbah disini yaitu Mahabbah Ikhtiyariah yaitu sifat rasa cinta yang di usahakan, maka ketika seseorang berikhtiyar dan mengusakahan kecintaan kepada Alloh dan RosulNya sehingga mendajikan keduanya lebih ia cintai melebihi dari apapun bahkan walaupun itu demi dirimu sendiri, maka demi mengusahakan itu semua perlu sebuah Ilmu untuk bisa mampu menuntunya mencintai Alloh SWT 

Dan di antara ilmu ilmu yang dimaksudkan ialah pengetahuan akan tauhid baik itu tauhid rububiyah, uluhiyah, atau asma wa sifat, tauhid rububiyah dengan 3 urgensi di dalam nya yaitu beriman bahwa sanya Alloh adalah Khaliq yang mencintakan manusia yang mengatur segala urusan manusia dan sang Raja pada hari pembalasan kelak, 

Kemudian Tauhid Uluhiyah yang bermaksudkan bahwa hanyalah Alloh yang berhak di sembah dengan kalimat LaaIlaahaIllalloh artinya tidak ada sesembahan yang berhak di sembah melainkan Alloh SWT, kemudian Tauhid Asma Wa Sifaat yaitu beriman dan mengimani bahwa Alloh SWT memiliki nama nama yang baik, dan Ilmu ketauhidan ini lah yang menjadi sangat urgen sekali sebelum memulai mengusakan mencintai Alloh SWT  lebih dari ia mencintai orang lain dan bahkan untuk dirinya sendiri yang kemudian terangkum dalam (Qs. Maryam : 65 ). 

Kemudian setelah kecintaan kepada Alloh terbentuk maka selanjutnya menumbuhkan kecintaan kepada Rosulloh SAW yang mana dia adalah utusan Alloh SWT untuk senantiasa menuntun umatnya dari kejelakan menuju kebaikan, mengajarkan akan hidup yang baik, aqidah yang baik, beribadah yang baik dan sempurna, bagaimana berinteraksi dan bemuamalat yang baik dan benar pula, firman Alloh SWT 

 "sungguh bagimu pada diri Rosululloh ada suri tauladan yang baik" 

Yang mana rosul yang tidak akan pernah berkala dari nafsu nya sendiri melainkan itu semua dari wahyu yang Alloh SWT turunkan firman Alloh SWT 

 "Dan tidaklah dia berkata dari hawa nafsu nya sendiri melainkan itu semua adalah wahyu"

Dan kemudian yang menjadi salah satu penunjang mengapa kita harus lebih mencintai Alloh SWT dan Rosulullah SAW di banding yang lainnya ialah, 

Tatkala ajal sudah tiba dan tatkala kita sudah berbaring didalam liang lahad dan terkubur oleh tanah merah yang basah sendirian tanpa ada seorang pun, secinta cinta nya keluarga kepada kita, tak akan mampu bisa menemani kita didalam kubur dan tak mampu bisa menemani kita tatkala kita di interogasi oleh malaikat munkar dan nakir, dan secinta cintanya kita kepada harta yang kita miliki dan kepada jabatan yang kita raih di dunia tidak akan mampu pula menjadi penunjang keselamatan kita di alam kubur sana nantinya. 

Yang menemani kita hanyalah amalan kita saja, dan yang menjadi penunjang keselamatan kita hanyalah Alloh SWT dan Rosulullah semata. Mengapa demikian ? amal yang tentunya bersumber dari Alloh dan Rosul Nya, Amal yang baik yang tentunya buah dari ketaatan kepada Alloh SWT dan Rosulullah SAW, dan amalan yang buruk buah dari kemaksiatan kepada Alloh SWT dan Rosul Nya SAW, semuanya tergantung apa yang kita kerjakan di dunia. 

Kemudian ketika seorang mayyit di interogasi oleh malaikat munkar dan nakir tidak akan mungkin di tanyakan tentang siapa dirimu punya berapa hartamu punya jabatan apa kamu didunia, tidak akan mungkin. Yang akan ditanya hanyalah siapa Tuhanmu yang engkau imani, siapa Nabi mu yang engkau taati dan patuhi, apa Kitab yang engkau baca di dunia, apa Agama yang engkau anut yang enkau percayai didunia. Disini lagi lagi Alloh lah dan Rosul lah yang menjadi penopang dan penunjang keselamatan di alam kubur, kalau tidak sekarang kita mencintai Alloh dengan sebenarnya benarnya mau kapan?

Kemudian tatkala semua umat di kumpulkan di padang mahsyar dari mulai nabi Adam As sampai nabi Muhammad SAW, tatkala semua terasa panas, terasa gundah gulana, meminta bantuan kepada Adam agar disegerakan hari penghisaban, namun nabi adam menolak tidak bisa, kemudian pergi ke Nuh As meminta syafaat namun tak bisa memberi syafaat, 

kemudian pergi ke nabi Ibrahim As meminta pertolangan lagi lagi tak mampu memberi pertolangan kemudian pergi ke nabi Musa As, pun sama tak mampu dan kemudian pergi kepada nabi Isa As, pun sama tak bisa kemudian akhirnya pergi kepada nabi Muhammad SAW, dan disini lah nabi memberikan syafaat nya kepada seluruh umat manusia yang kemudian di kenal dalam syariat sebagai syafaat udzma, 

lagi lagi Rosulullah SAW sebagai penyelamat umat manusia pada akhirat kelak, maka sudah tidak ada lagi alasan untuk tidak mencintai Alloh SWT dan mencintai Rosulullah melebihi cinta kepada yang lain dari pada keduanya. Karena keimanan seseorang tidak akan sempurna sampai dia menjadikan Rosul SAW orang yang paling dicintainya, nabi Muhammad SAW bersabda :

 "tidaklah sempurna seorang diantara kalian sampai Aku lah yang lebih ia cintai baik itu dari bapaknya anak nya dan seluruh manusia semuanya" 

Kemudian sebagaimana yang terjadi kepada Umar bin Khattab (ra) Abdullah bin Hisyam menceritakan, suatu hari ia dan sejumlah sahabat melihat Nabi Muhammad SAW sedang menjabat tangan Umar bin Khatab. Sambil berjabat tangan itu, Umar berkata, "Demi Allah wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai daripada segalanya, kecuali diriku sendiri." Mendengar perkataan Umar, Nabi berujar, "Tidak beriman salah seorang dari kamu sampai aku lebih dicintai daripada dirinya sendiri." Mendengar sabda Nabi, Umar pun berkata, "Kalau begitu, demi Allah engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri." Mendengar jawaban sahabatnya ini, Rasulullah menegaskan, "Sekarang inilah imanmu telah sempurna, wahai Umar."

Kemudian unsur cinta yang kedua adalah "tidaklah kita mencintai seseorang melainkan hanya karena Alloh SWT", nabi Muhammad SAW bersabda :

:  Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim (pembantu) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau berkata, "Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya".

Kemudian nabi bersabda dalam hadist lain tentang 7 golongan orang yang mendapatkan naungan Alloh SWT, sabda Nabi SAW :

: ...

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tujuh golongan yang dinaungi Allh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya .... (diantaranya) dua orang yang saling mencintai di jalan Allh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya"

Cinta kepada saudara seagama juga sama tidak akan pernah bisa tanpa cinta Ikhtiyari, di usahakan. Meski memang terasa berat,tapi terasa nikmat saat kita sudah mendapatkan nya mengapa demikian, namun jika seseorang  telah mampu mencintai Alloh SWT dan Rosul Nya SAW maka akan terasa mudah dalam mencintai seseorang karena Alloh SWT, dan akan tulus pula dalam mencintai seseorang.

Jika seseorang telah mampu memliki dasar unsur kecintaan kepada seseorang hanya karena Alloh SWT semata, maka akan tercipta kehidupan yang terjalin harmonis jauh dari permusuhan jauh dari kedengkian jauh dari kedzaliman, bahkan jika ada seseorang yang dengki pun kepada kita atau malah benci akan senantiasa memberikan kita nilai plus dengan husnudzan yang kita punya, 

karena mungkin dia sedang punya banyak masalah karena mungkin belum sampai kepada dia ilmunya, tatkala kita menasehati dia pun kemudian tetap saja seperti malah lebih hasud lebih dengki lebih benci kepada kita, kita tetap mendapat nilai plus bahkan menjadi pahala, karena pada hakikatnya kita hanya mencintai seseorang hanya karena Alloh dan membenci seseorang hanya karena Alloh pula, 

sehingga tidak akan mungkin saat kita di benci lantas kemudian membenci kembali, di dengki tak akan mungkin mendengki kembali, saat di hasud tak akan mungkin menghasud kembali, itu merupakan salah satu nilai plus yang akan kita dapatkan tatkala kita memiliki unsur dasar kecintaan kepada saudara seagama hanya karena Alloh SWT semata, 

Kemudian dengan dua unsur kecintaan yang tadi, cinta kepada Alloh SWT dan RosulNya, dan cinta kepada saudara seiman hanya karena Alloh SWT, maka dengan itu semua akan menuntun seseorang untuk mendapatkan unsur yang terakhir  tentang bagaimana cara kita mendapatkan kenikmatan iman, manis nya iman, yaitu membenci akan kekafiran sebagaiman ia benci dan enggan dimasukan kedalam api neraka, maka dengan dua unsur kecintaan yang tadi dan satu unsur kebenciaan akan kekafiran kemusyrikan dan segala sesuatu yang hanya akan menyebabkan kemaksiatan, dan hanya akan menjauhkan diri dari Alloh SWT maka akan senantiasa tegas dan lantang menolak ajakan ajakan orang untuk bermaksiat untuk jauh dari Alloh SWT. 

Maka dengan itu semua, dengan keyakinan kepada Alloh SWT, dan dengan Ikhtiar yang kita kerjakan in sya Alloh jika memang benar kita melakukannya hanya karena Alloh semata maka Alloh akan senantiasa memberikan kepada hati kita kita ketenangan kenyamaan dan akhirnya Alloh berikan kepada kita manisnya imann 

Allohumma Aamin 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun