Pernikahan telah lama dianggap sebagai tonggak penting dalam kehidupan seseorang di banyak budaya di seluruh dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tren menunda menikah atau bahkan menghindari pernikahan sama sekali telah semakin meningkat, terutama di negara-negara maju seperti Jepang.
Perubahan Pola Hidup Masyarakat Modern
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam pola hidup masyarakat modern. Di Jepang, khususnya, banyak wanita muda dan pria muda lebih memilih untuk fokus pada karier mereka atau mengejar kegiatan lain seperti travelling, pendidikan lanjutan, atau mengejar hobi mereka daripada menetap dalam pernikahan.
Fenomena "Sekkusu Shinai Shokogun"
Salah satu fenomena yang mencolok terkait dengan menunda menikah di Jepang adalah yang dikenal sebagai "sekkusu shinai shokogun", yang secara harfiah berarti "sindrom untuk tidak berhubungan seks". Istilah ini merujuk pada pemuda Jepang yang memilih untuk tetap perawan dan menghindari hubungan romantis atau seksual.
Faktor-faktor Penyebab
Beberapa faktor telah diidentifikasi sebagai penyebab utama dari fenomena "sekkusu shinai shokogun" ini. Salah satunya adalah perubahan dalam struktur sosial dan ekonomi Jepang, di mana semakin banyak wanita muda yang memiliki pendidikan tinggi dan karier yang sukses, sehingga mereka cenderung menunda pernikahan untuk fokus pada karier mereka.
Selain itu, adanya tekanan dari masyarakat dan lingkungan sosial juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk menunda menikah. Beberapa wanita mungkin merasa bahwa mereka tidak siap untuk menikah atau memilih untuk menunggu hingga menemukan pasangan yang tepat, sementara yang lain mungkin lebih memilih untuk hidup sendiri atau mengejar kebahagiaan mereka sendiri tanpa ketergantungan pada hubungan romantis.
Dampak pada Struktur Sosial
Fenomena "sekkusu shinai shokogun" dan menunda menikah secara umum telah menimbulkan beberapa dampak pada struktur sosial Jepang. Salah satunya adalah penurunan laju kelahiran, yang dapat memiliki konsekuensi serius bagi keberlanjutan populasi di masa depan.