Mengingat betapa menariknya membahas keunikan dan keanehan serba sebi wibu, mengingatkan pada sebuah film anime yang memiliki banyak nilai moral. Anime tersebut adalah "Erased" alias Boku Dake Ga Inai Machi.
"Erased" secara bahasa inggris memiliki makna dihapus, sedangkan dalam judul aslinya "Boku Dake Ga Inai Machi" kalo diterjemahkan dari bahasa jepang yang artinya Sebuah kota tanpa adanya Aku(laki-laki).
Di sini tidak mereview anime ini, cuma sekadar pengatar bagi yang belum menonton anime tanpa bermaksud spoiler saya akan mencerita sedikit tentang cerita ini.
Karakter Fujinuma Satoru memiliki peran yang besar dalam mencegah terjadinya pembunuhan anak-anak SD. Dan menemukan siapa pembunuh sebenarnya yang telah membunuh teman satu kelas dan ibunya. Banyak teka-teki yang harus ditemukan untuk menemukan siapa dalang dari pembunuh berantai di kota tersebut.
Jika kalian penasaran bisa baca sinopsis di artikel atau video lain atau mungkin alangkah lebih baik menonton secara penuh di anime.
Nah kata-kata mutiara yang cukup unik dan mengandung makna menurut penulis adalah kata yang disampaikan oleh Fujinuma Satoru di episode terakhir.
Bunyinya adalah
"'Aku percaya' itu kalimat yang aneh, ya? Habisnya, kalau kau memang percaya pada seseorang, tidak perlu sampai mengucapkannya begitu. Sama saja seperti 'aku percaya pada angin'.... Bukan berarti aku bilang kalau percaya berarti sebuah kebohongan begitu. Maksudku 'aku percaya' seperti kalimat harapan yang terlahir dari perasaan 'aku ingin percaya'."
Jika kalian baca sekilas perkataan tersebut cukup sederhana, namun jika dipikir-pikirkan ada makna dibalik dari apa yang disampaikan oleh karakter Fujinuma Satoru.
Mengartikan Kalimat "Aku Percaya"
Dalam ungkapannya, Fujinuma Satoru membawa kita ke suatu pemahaman yang mendalam tentang arti dari kalimat "aku percaya." Ia menyoroti bahwa ungkapan itu seakan menjadi alat untuk menyampaikan harapan dan keinginan untuk mempercayai seseorang atau sesuatu. Jauh dari sekadar frasa yang terucap, "aku percaya" menjadi semacam doa atau harapan yang ditanamkan dalam hati.
Kejujuran dalam Percaya
Meski demikian, Satoru menyadari bahwa percaya bukanlah kebohongan. Ia menegaskan bahwa "bukan berarti aku bilang kalau percaya berarti sebuah kebohongan begitu." Dalam konteks ini, Satoru mengajak kita memahami bahwa percaya adalah ungkapan kejujuran dalam hati. Ia merinci bahwa "aku percaya" seharusnya menjadi sebuah bentuk kepercayaan yang tulus dan sungguh-sungguh.
Sebuah Harapan yang Dikandung dalam Kata
Mungkin yang paling menarik dari ungkapan ini adalah ketika Satoru menyebut "kalimat harapan yang terlahir dari perasaan 'aku ingin percaya'." Dalam kerangka ini, "aku percaya" menjadi semacam impian atau harapan. Ungkapan tersebut mengandung dorongan dari hati yang ingin mempercayai dan diharapkan dapat menciptakan hubungan yang lebih dalam dan bermakna.
Sebuah contoh dalam kehidupan sehari-hari
Makna ini sering kali ada di dunia kehidupan sehari-hari. Misalkan dalam lingkup SMA, Siswa mencintai atau menyukai siswi di sekolah yang sama.Â
Siswa itu menembak siswi itu dengan mengatakan 'Aku mencintai kamu' atau 'Aku menyukai kamu'. Itu sebuah pengakuan cinta siswa terhadap siswi tersebut.
Akan tetapi jika kamu tidak mengatakan secara verbal 'Aku mencintai kamu' atau 'Aku menyukai kamu' ke lawan jenis mu itu artinya kamu menyukai lawan jenismu. Tentu saja tanpa kamu mengatakan pun tidak ada yang berubah dalam perasaaanmu.
Lalu jika kamu menyukai secara tulus mengapa perlu mengatakan 'Aku mencintai mu', Jika perkataan tersebut benar mengapa perlu mengatakan hal itu.Â
Sebenarnya makna "Aku mencintai mu" itu bermakna tersirat bahwa sebenarnya yang diinginkan bukanlah tentang arti kata tersebut tapi harapan dibaliknya.
'Aku mencintai mu' itu maknanya adalah 'Aku berharap kamu juga mencintai ku' atau 'Aku ingin dicintai mu'.
'Aku menghormati mu' itu maknanya adalah 'Aku ingin dihormati mu'.
Tentu saja perkataan itu tentu saja bukan kebohongan dari arti kata asli tersebut, yang berarti 'Aku mencintaimu' itu berarti Aku benar-benar mencintai mu namun dengan harapan kamu juga mencintai diriku juga.
Semoga bermanfaat dan menghibur. Selamat Tahun Baru semuanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H