Mohon tunggu...
Ganesha AfnanAdipradana
Ganesha AfnanAdipradana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Hobi membaca dan mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

[Opini] Bedah Perdebatan Cak Imin Kembangkan 40 kota Selevel Jakarta

25 Desember 2023   19:42 Diperbarui: 25 Desember 2023   19:55 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan AMIN (Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar). Sumber Ilustrasi : Detik.com/Andhika-Prasetya

*Diclaimer

Posisi Penulis sebagai Independent dan tidak memihak salah satu paslon capres dan cawapres.

Pada beberapa hari sebelumnya dilakukan debat para cawapres 2024 yaitu Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabumin, dan Mahfud MD. 

Diantara beberapa topik perdebatan yang dibahaskan ada topik yang menarik perhatian para publik yaitu wacana pembangunan 40 kota selevel Jakarta di Indonesia.

Wacana ini disampaikan oleh cawapres paslon 1 2024, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Cak Imin selain sebagai cawapres, saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Mari kita bedah wacana ini terdengar ambisius, banyak pertanyaan dan tantangan yang perlu diperhatikan.

Visi dan Misi Pembangunan 40 Kota

Menurut Cak Imin, pembangunan 40 kota selevel Jakarta bertujuan untuk membawa kemajuan dan peluang ekonomi ke seluruh Indonesia. 

Pembangunan ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah, menciptakan lapangan kerja baru, dan meratakan distribusi kemakmuran. 

Tantangan Ekonomi:

  1. Investasi Besar: Pembangunan 40 kota memerlukan investasi yang sangat besar, terutama dalam infrastruktur, transportasi, dan fasilitas umum.
  2. Diversifikasi Ekonomi: Perlu dipastikan bahwa setiap kota memiliki potensi ekonomi yang dapat dikembangkan untuk menciptakan keberlanjutan.

Aspek Politik:

  1. Koordinasi Antarpemerintah: Dibutuhkan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menjamin kelancaran dan keberlanjutan proyek.
  2. Legitimasi dan Dukungan Politik: Kesuksesan proyek ini akan sangat bergantung pada dukungan politik dan legitimasi dari berbagai pihak.

Implikasi Sosial:

  1. Migrasi Penduduk: Pembangunan kota baru mungkin menyebabkan migrasi besar-besaran penduduk dari wilayah lain, yang dapat memiliki dampak sosial dan budaya.
  2. Partisipasi Masyarakat: Melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan dan implementasi proyek sangat penting untuk menciptakan dukungan dan pemahaman.

Peluang dan Manfaat:

  1. Peningkatan Kesejahteraan: Jika dilaksanakan dengan baik, proyek ini memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai wilayah.
  2. Pengembangan Daerah Terpencil: Proyek ini dapat membuka peluang baru di daerah-daerah terpencil yang mungkin belum mendapatkan perhatian serius.

Mana yang Lebih Unggul Membangun Ibu Kota Baru atau Kembangkan Kota yang Sudah Ada?

Jika ditanya mana yang lebih baik membangun Ibu Kota Baru IKN di Kalimantan Timur atau Membangun dan mengembangkan 40 kota yang sudah ada menuju ke level Jakarta.

Maka penulis tidak akan menjawab apa pun karena pada dasarnya kedua gagasan itu merupakan gagasan ambisius yang belum terbukti memberikan dampak signifikan dalam ekonomi dan sosial rakyat Indonesia.

Tapi mungkin pembaca masih bisa menilai mana yang lebih baik dari beberapa pertimbangan berdasarkan beberapa analisa yang dilakukan.


 1. Pembangunan Ibu Kota Baru dari Nol:


A. Ekonomi:

Investasi Besar:

Membangun ibu kota baru dari nol akan membutuhkan investasi yang besar, mencakup infrastruktur, perumahan, dan fasilitas umum.

Pertumbuhan Ekonomi:

Dalam jangka panjang, dapat menciptakan peluang ekonomi baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

B. Politik:

Keputusan Strategis:

Keputusan untuk memindahkan ibu kota ke lokasi baru adalah keputusan strategis yang dapat memberikan dampak politik yang signifikan.

Reaksi Publik:

Keputusan ini mungkin mendapat reaksi dari masyarakat dan pemimpin politik, tergantung pada bagaimana dan mengapa keputusan tersebut diambil.

C. Sosial:

Migrasi Penduduk:Proses pembangunan ibu kota baru mungkin melibatkan migrasi penduduk dari ibu kota lama ke yang baru, yang dapat berdampak pada struktur sosial dan budaya.

2. Membangun 40 Kota yang Sudah Ada:

A. Ekonomi:

Diversifikasi Ekonomi:

Membangun dan mengembangkan 40 kota yang sudah ada dapat mendukung diversifikasi ekonomi di berbagai wilayah.

Manfaat Lokal:

Manfaat ekonomi lebih merata jika proyek ini dilaksanakan secara merata di berbagai kota.

B.Politik:

Pemberdayaan Daerah:

Memperkuat infrastruktur dan perekonomian di berbagai kota dapat memberikan pemberdayaan kepada daerah.

Koordinasi Pemerintah Daerah:

Memerlukan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengimplementasikan proyek ini.

C. Sosial:

Peningkatan Kesejahteraan:

Dengan meningkatkan ekonomi di banyak kota, potensi peningkatan kesejahteraan sosial juga mungkin terjadi.

Pertahankan Identitas Lokal: 

Membangun kota yang sudah ada dapat membantu mempertahankan identitas dan karakteristik budaya lokal.

Kesimpulan:

Wacana pembangunan 40 kota selevel Jakarta menimbulkan pro dan kontra, tetapi menyentuh pada aspirasi mendalam untuk mewujudkan Indonesia yang lebih merata dan maju. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan perencanaan yang matang, kerjasama yang erat antara pemerintah dan masyarakat, serta transparansi dalam pengelolaan sumber daya. 

Tantangan besar menanti, tetapi peluang untuk meningkatkan kualitas hidup dan pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia juga sangat besar. Perjalanan menuju visi ini akan menjadi ujian kematangan politik, ekonomi, dan sosial Indonesia.

Kedua opsi Pembangunan Ibu Kota IKN maupun pembangunan 40 kota selevel  Jakarta memiliki keuntungan dan tantangan masing-masing. 

Pembangunan ibu kota baru dari nol dapat menjadi proyek ambisius yang memerlukan investasi besar dan keputusan politik yang kuat. 

Sebaliknya, membangun 40 kota yang sudah ada dapat memberikan manfaat yang lebih merata secara sosial dan ekonomi, tetapi memerlukan koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait.

Pilihan antara kedua opsi ini harus dipertimbangkan secara cermat, dan evaluasi risiko serta manfaat harus dilakukan dengan matang. 

Penting untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat setempat, dalam proses pengambilan keputusan untuk memastikan keberlanjutan dan dukungan yang kuat.


Kalau kalian para pembaca milih mana pro atau kontra dengan wacana ini bisa tulis di kolom komentar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun