Mohon tunggu...
Ganesha AfnanAdipradana
Ganesha AfnanAdipradana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Hobi membaca dan mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Adakah Negara dengan Pileg Sistem Proporsional Tertutup dengan Indeks Demokrasi Terbaik

17 Juni 2023   08:43 Diperbarui: 17 Juni 2023   08:46 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Slogan Demokrasi. Sumber Ilustrasi : pexels.com/cottonbro-studio

Demokrasi merupakan salah satu prinsip paling fundamental dalam sistem pemerintahan yang mengutamakan partisipasi warga negara dalam pengambilan keputusan politik. Pemilihan legislatif adalah salah satu komponen kunci dalam demokrasi, di mana pemilih memiliki kesempatan untuk memilih perwakilan mereka di parlemen.

Salah satu jenis sistem pemilihan legislatif yang digunakan di beberapa negara dengan indeks demokrasi terbaik adalah sistem proporsional tertutup.

Dalam artikel ini, kita akan melihat negara-negara dengan indeks demokrasi terbaik yang menerapkan sistem proporsional tertutup, memahami rahasia keberhasilan mereka, dan mencari pelajaran yang dapat ditiru untuk kemajuan demokrasi di Indonesia.

  1. Jerman: Jerman adalah salah satu contoh negara dengan sistem proporsional tertutup yang berhasil. Berikut adalah beberapa rahasia keberhasilan Jerman dalam membangun demokrasi yang kuat:
  • Kualitas partai politik: Partai-partai politik di Jerman memiliki struktur yang kuat, dengan mekanisme yang transparan dan akuntabel. Mereka juga memiliki jaringan yang kuat dengan basis dukungan yang luas di masyarakat.
  • Partisipasi politik yang tinggi: Partisipasi politik yang tinggi dari warga negara Jerman, baik dalam pemilihan maupun kegiatan politik lainnya, merupakan salah satu kunci keberhasilan demokrasi mereka. Kesadaran politik yang tinggi dan partisipasi aktif dari warga negara memperkuat legitimasi dan representasi politik.
  • Budaya politik yang inklusif: Jerman memiliki budaya politik yang inklusif, di mana dialog, negosiasi, dan kompromi dihargai. Hal ini memungkinkan berbagai kelompok dan pandangan politik untuk diajak berpartisipasi dalam proses politik dan membentuk kebijakan yang inklusif.

Pembelajaran untuk Indonesia:

  • Meningkatkan kualitas partai politik: Indonesia dapat belajar dari Jerman dalam meningkatkan kualitas partai politik. Diperlukan struktur yang lebih transparan, akuntabel, dan membangun hubungan yang kuat dengan basis dukungan di masyarakat.
  • Mendorong partisipasi politik yang lebih tinggi: Melalui pendidikan politik yang lebih baik dan kampanye partisipasi, Indonesia dapat mendorong partisipasi politik yang lebih tinggi dari warga negara. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran politik dan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi warga negara untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik.
  • Memperkuat budaya politik inklusif: Penting bagi Indonesia untuk memperkuat budaya politik inklusif, di mana dialog, negosiasi, dan kompromi dihargai. Dalam proses politik yang inklusif, berbagai kelompok dan pandangan politik dapat diberdayakan untuk berpartisipasi dan membentuk kebijakan yang mencerminkan kepentingan semua pihak.
  1. Belanda: Belanda juga merupakan negara dengan indeks demokrasi yang tinggi dan menerapkan sistem proporsional tertutup dalam pemilihan legislatif mereka. Berikut adalah beberapa rahasia keberhasilan Belanda dalam membangun demokrasi yang kuat:
  • Pendidikan politik: Belanda memberikan perhatian besar pada pendidikan politik. Pendidikan politik yang kuat membantu warga negara memahami pentingnya partisipasi politik dan memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam pemilihan dan proses politik lainnya.
  • Keterlibatan pemilih: Tingkat partisipasi politik yang tinggi dari pemilih Belanda merupakan salah satu faktor keberhasilan mereka. Melalui kampanye pemilihan yang efektif dan partisipasi aktif dari warga negara, demokrasi di Belanda tetap hidup dan kuat.
  • Transparansi dan akuntabilitas: Pemerintah dan lembaga-lembaga publik di Belanda memiliki budaya transparansi dan akuntabilitas yang kuat. Hal ini membantu membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga politik dan memperkuat demokrasi.

Pembelajaran untuk Indonesia:

  • Meningkatkan pendidikan politik: Indonesia dapat mengambil contoh dari Belanda dalam memperkuat pendidikan politik. Pendidikan politik yang lebih baik akan membantu warga negara memahami pentingnya partisipasi politik dan memberikan mereka pengetahuan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam proses politik.
  • Meningkatkan keterlibatan pemilih: Melalui kampanye pemilihan yang efektif dan partisipasi aktif dari warga negara, Indonesia dapat meningkatkan keterlibatan pemilih. Ini dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya pemilihan dan memberikan insentif yang mendorong partisipasi aktif.
  • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas: Indonesia perlu memperkuat budaya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan dan lembaga-lembaga publik. Ini akan membantu membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga politik dan memperkuat demokrasi secara keseluruhan.
  1. Swedia: Swedia merupakan contoh lain dari negara dengan indeks demokrasi yang tinggi dan menerapkan sistem proporsional tertutup. Beberapa faktor keberhasilan Swedia dalam membangun demokrasi adalah:
  • Keterbukaan politik: Swedia memiliki budaya politik yang terbuka, di mana partisipasi warga negara dan dialog politik sangat dihargai. Hal ini memungkinkan partisipasi yang lebih luas dan melibatkan masyarakat dalam proses politik.
  • Partai politik yang kuat: Partai-partai politik di Swedia memiliki struktur yang kuat dan mendapatkan dukungan yang luas dari masyarakat. Mereka juga berfokus pada kepentingan publik dan memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan politik.
  • Keseimbangan kekuasaan: Swedia memiliki keseimbangan kekuasaan yang baik antara pemerintah, lembaga legislatif, dan masyarakat sipil. Hal ini membantu menjaga kontrol dan keseimbangan dalam sistem politik mereka.

Pembelajaran untuk Indonesia:

  • Mendorong keterbukaan politik: Penting bagi Indonesia untuk mendorong keterbukaan politik, di mana partisipasi dan dialog politik dihargai. Hal ini dapat dilakukan dengan memfasilitasi ruang-ruang partisipatif dan dialog politik yang lebih terbuka bagi masyarakat.
  • Memperkuat partai politik: Indonesia perlu memperkuat partai politik dengan membangun struktur yang kuat dan memastikan partai-partai tersebut berfokus pada kepentingan publik. Partai politik yang kuat dapat memainkan peran penting dalam mewakili kepentingan warga negara dan mengambil keputusan politik yang berkualitas.
  • Mempertahankan keseimbangan kekuasaan: Indonesia perlu memastikan adanya keseimbangan kekuasaan antara pemerintah, lembaga legislatif, dan masyarakat sipil. Hal ini akan membantu menjaga kontrol dan keseimbangan dalam sistem politik, serta mencegah konsentrasi kekuasaan yang berlebihan.

Kesimpulan: Negara-negara dengan indeks demokrasi terbaik yang menerapkan sistem proporsional tertutup memberikan banyak pembelajaran berharga bagi Indonesia dalam memajukan demokrasi.

Kualitas partai politik, partisipasi politik yang tinggi, budaya politik inklusif, pendidikan politik yang kuat, transparansi dan akuntabilitas, keterbukaan politik, keseimbangan kekuasaan, dan partai politik yang kuat adalah beberapa faktor kunci keberhasilan yang dapat ditiru. 

Dengan mengadopsi pembelajaran ini, Indonesia dapat memperkuat demokrasi dan membangun sistem politik yang lebih inklusif, transparan, dan akuntabel, yang akhirnya akan memberikan manfaat bagi kemajuan negara secara keseluruhan.

Semoga bermanfaat salam Pancasila

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun