Pajak rokok yang tinggi telah menjadi salah satu strategi yang umum digunakan oleh pemerintah di berbagai negara untuk mengurangi konsumsi rokok dan merangsang peralihan ke alternatif yang lebih sehat.Â
Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi masyarakat, terutama generasi muda, dari dampak buruk kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok konvensional. Salah satu tren yang terjadi akibat tingginya pajak rokok adalah pergeseran konsumsi anak muda dari rokok konvensional ke rokok elektrik atau e-rokok.
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa tingginya pajak rokok berdampak langsung pada harga rokok di pasaran. Dengan adanya pajak yang tinggi, harga rokok konvensional menjadi lebih mahal.Â
Hal ini mendorong konsumen, terutama anak muda yang memiliki keterbatasan finansial, untuk mencari alternatif yang lebih terjangkau namun tetap memenuhi keinginan mereka untuk merokok. Salah satu alternatif yang semakin populer adalah rokok elektrik.
Rokok elektrik, atau e-rokok, adalah perangkat yang menghasilkan uap beraroma dengan memanaskan cairan yang mengandung nikotin. E-rokok ini dianggap sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional karena tidak menghasilkan asap dan tar yang sama.Â
Selain itu, e-rokok juga dianggap lebih terjangkau dalam jangka panjang dibandingkan dengan rokok konvensional karena mereka dapat diisi ulang dengan cairan nikotin yang lebih murah daripada membeli bungkus rokok baru setiap kali.
Tingginya pajak rokok telah memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku konsumsi anak muda. Beberapa faktor yang dapat menjelaskan peralihan mereka ke rokok elektrik antara lain:
Faktor kesehatan: Anak muda yang semakin menyadari dampak negatif merokok terhadap kesehatan cenderung mencari alternatif yang lebih aman. E-rokok dianggap sebagai opsi yang lebih baik karena mengurangi paparan terhadap bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam asap rokok konvensional.
-
Harga yang lebih terjangkau: Meskipun ada investasi awal yang harus dibayar untuk membeli perangkat e-rokok, dalam jangka panjang, penggunaan e-rokok dapat menjadi lebih murah daripada rokok konvensional. Cairan pengisi yang digunakan dalam e-rokok dapat diisi ulang dengan biaya yang lebih rendah daripada membeli bungkus rokok baru setiap kali.
Kemudahan akses: E-rokok dapat dengan mudah dibeli secara online atau di toko-toko khusus. Anak muda memiliki akses yang lebih mudah terhadap e-rokok dibandingkan dengan rokok konvensional yang harus dibeli di toko tembakau atau warung.
Meskipun peralihan ke rokok elektrik dapat terjadi sebagai respons terhadap tingginya pajak rokok, penting untuk diingat bahwa penggunaan e-rokok juga tidak sepenuhnya bebas risiko.Â
E-rokok masih mengandung nikotin, yang merupakan zat adiktif, dan penelitian tentang dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan masih terus dilakukan.
Pemerintah perlu terus mengawasi perkembangan tren konsumsi anak muda terkait rokok elektrik dan mengatur regulasi yang sesuai untuk melindungi masyarakat, terutama generasi muda, dari dampak negatif apa pun.
Pendidikan yang komprehensif tentang risiko merokok dan penggunaan e-rokok yang tepat perlu diberikan kepada anak muda untuk membantu mereka membuat keputusan yang informasi dan bertanggung jawab terkait kebiasaan merokok.
Dalam rangka melindungi generasi muda, penting untuk terus memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian merokok, termasuk kebijakan pajak rokok yang efektif, edukasi yang luas tentang risiko merokok, serta pengembangan alternatif yang lebih sehat dan aman.
Semoga bermanfaat dan rokok adalah pilihan. Walaupun pilihan bijaklah dalam pengambilan pilihan. Jangan sampai pilihan tersebut hanya merasakan kenikmatan sesaat namun berdampak buruk kepanjangan di sisa hidupnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H