Mohon tunggu...
Ganesha AfnanAdipradana
Ganesha AfnanAdipradana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Hobi membaca dan mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Anehkah Jalan Kaki Pulang Pergi

16 Maret 2023   12:47 Diperbarui: 16 Maret 2023   12:57 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Kaki. Sumber Ilustrasi : Pexles.com/ketut-subiyanto

Dengan perubahan zaman, teknologi sudah tidak bisa jauh dari kehidupan sehari-hari. Apa pun yang kita lakukan selalu memanfaatkan teknologi yang ada. Hal ini membuat manusia dan teknologi menjadi teman yang menjalani kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya transportasi, siapa yang tidak pernah lihat alat transportasi? Ini adalah pertanyaan retoris karena kalian semua pasti selalu melihat dimana-mana alat transportasi. 

Pergi ke sekolah, kantor, rumah sahabat, ketemu pejabat, apa pun itu pasti selalu menggunakan alat transportasi. Saking tingginya kebutuhan transportasi jalanan sering kali macet karena motor dan mobil. Mahal dan habisnya tiket pesawat dan kereta saat mudik. 

Ketergantungan dengan alat transportasi menjadi perubahan pandangan tentang jalan kaki. Jalan kaki di berbagai kota Indonesia menjadi sebuah anomali bagi beberapa orang. Jalan kaki saat ini kadang kala hanya dipandang sebagai olahraga. Saat seseorang berjalan kaki pulang pergi kampus dengan  3 km dipandang menjadi sesuatu yang aneh. Haruskah kemana-mana menggunakan motor atau mobil.

Lantas apa yang menjadi keanehan bagi jalan kaki pulang pergi?

Padahal manusia diciptakan kaki untuk berjalan. Bukankah begitu yang kita diajarkan saat waktu masih kecil. 

Jika ada yang berkata ini namanya perubahan zaman. Manusia adalah makhluk hidup yang ada di bumi yang harus beradaptasi untuk tetap bertahan hidup. Jalan kaki bepergian adalah sebuah kegiatan yang ketinggalan zaman. Kita membuat sia-sia orang yang telah menciptakan dan mengembangkan alat transportasi. Waktu adalah uang dan jalan kaki adalah hal yang melelahkan sehingga akan menghabiskan energi saat sampai ke tujuan yang akan membuat kita tidak produktif. Jalan kaki hanya untuk keperluan olahraga.

Ada yang setuju dengan pernyataan di atas?

Saya secara pribadi tidak setuju dengan pernyataan di atas. Hal ini dikarenakan ini menjadi sebuah alasan untuk membenarkan dirinya dan memandang salah orang yang berjalan kaki.

Mari kita melihat ke berbagai negara-negara maju di dunia. Salah satunya Jepang. Jepang adalah negara maju yang teknologinya dapat menyaingi negara-negara Eropa dan Amerika. Alat transportasinya jauh di atas teknologi yang dimiliki di Indonesia. Mobil dan motor yang kita gunakan hampir sebagian besar diproduksi milik perusahaan Jepang. 

Terus pertanyaan apa hubungannya dengan Jepang dengan pernyataan tentang jalan kaki. Orang Jepang adalah negara yang sangat menghargai waktu dan sangat menjunjung tinggi etos kerja untuk meningkatkan produktivitasnya. Tapi bukankah Jepang hampir ke mana-mana berjalan kaki dan seandainya menggunakan alat transportasi pun biasanya menggunakan alat transportasi umum. Mereka bahkan berjalan kaki ke stasiun atau terminal alat transportasi umum dengan berjalan kaki dengan jalan kaki yang tidak dekat. Tapi apakah mereka merasa membuang waktu? tidak. Apakah produktivitas mereka lebih buruk dengan kita? tidak juga.

Justru dengan jalan kaki mereka menjadi lebih sehat yang akan meningkatkan produktivitas kerja kita. Pada dasarnya manusia diciptakan dapat berjalan kaki setiap hari. Lalu jika kita bilang fasilitas jalan kaki di Indonesia masih jelek di bandingkan dengan Jepang. Justru itu akan menjadi egg and chicken, kita tidak berjalan kaki dengan alasan fasilitas pejalan kaki tidak memadai. Sedangkan pemerintah berasumsi membuat infrastruktur untuk pejalan kaki adalah pemborosan karena pejalan kaki di Indonesia sangat rendah.

Penulis tidak beropini kalo orang yang berkendara motor dan mobil itu salah. Tetapi hanya tidak ingin dianggap pejalan kaki itu ane. Mungkin ini yang bisa penulis sampai kepada pembaca. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun