Mohon tunggu...
Gandung Ismanto
Gandung Ismanto Mohon Tunggu... -

Guru, Pengamat sosial politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Terbuka Untuk Menristek Dikti (1)

10 Juni 2015   23:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada Yang Dirahmati Allah SWT.,

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Bapak Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak.

Di Jakarta

 

 

Assalamu’alaikum wr., wb.,

Semoga Allah SWT., senantiasa memberikan kekuatan hati, pikiran, dan tindakan kepada Bapak dalam mengemban amanah. Dan semoga kesehatan serta kemudahan dilimpahkan pula kepada Bapak dalam menjalankan tugas sehari-hari. Amin.

Pertama-tama perkenankan Saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama Saya adalah Ismanto, atau dikenal oleh publik dengan nama Gandung Ismanto, NIP. 197408072005011001, dan NIDN. 0007087404. Saya adalah seorang Aparatur Sipil Negara dengan fungsi sebagai dosen tetap di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dengan jabatan akademik lektor kepala. Saya adalah alumnus FISIP Universitas Diponegoro tahun 1999, almamater yang mendidik dan membesarkan Saya dengan karakter Kanjeng Pangeran Diponegoro yang teguh pada prinsip dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Karakter yang juga Saya dapatkan pada sosok Sultan Ageng Tirtayasa, seorang Sultan besar di Kesultanan Islam Banten pada abad ke-17, yang tak kenal kompromi terhadap ketidakbenaran meski itu bermanifes dalam diri putranya yang dikasihi sekalipun, Sultan Haji. Inilah yang membuat Saya terus termotivasi untuk terus ber-amar ma’ruf nahi munkar di bumi Banten yang diberkahi melalui karomahnya para Kyai zuhud di masa lalu, meski sebagian darinya saat ini menjadi bumi yang “dilaknat” karena sikap para pemimpin politiknya yang khianat, ulamanya yang “tawadu” (baca: tahu warna duit), dan intelektualnya yang hanya menjadi penghamba kekuasaan yang sibuk mencari pembenaran, bukan pengabdi kebenaran dan ilmu pengetahuan.

 

Pak Menteri yang dirahmati Allah,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun