Masjid Ijo, demikian masyarakat umum menyebutnya, merupakan masjid kebanggaan masyarakat London. Jangan salah paham dulu, London yang dimaksud bukanlah yang ada di negerinya Pangeran Harry yang baru menikah kemarin, bukan ... London di sini merupakan kepanjangan dari Kulon Gandon.
Karena letak masjid Ijo ini berada di desa sebelah Kulon (Barat) Pegandon. Nama desanya Penanggulan. Sebuah desa yang letaknya 9 kilometer sebelah Barat Daya kota kabupaten Kendal Jawa Tengah. Kemegahan bangunan dan arsitekturnya yang tak kalah dengan masjid-masjid yang ada di kota besar, menjadikan Masjid Ijo ini sebagai  salah satu masjid termegah yang ada di wilayah Kabupaten Kendal.
Munculnya penyebutan masjid Ijo ini dilatarbelakangi karena warna hijau yang menutupi hampir seluruh bangunan masjid kecuali yang dari kayu dan besi. Ketika arus balik mudik ke Jakarta, banyak yang menyempatkan singgah sejenak, karena letaknya persis di pinggir jalan raya Pegandon - Weleri. Itu bisa dilakukan jika jalur yang dipilih jalur alternatif jurusan Patebon ke Weleri lewat Pegandon.
Jika anda sempat berkunjung ke masjid ini, bisa jadi anda akan setuju bahwa masjid Ijo ini tidak saja megah secara fisik, tapi juga megah secara spiritual. Ini bisa dimaklumi karena masjid Ijo ini juga merupakan salah satu dari sedikit masjid-masjid tertua yang ada di wilayah Jawa Tengah. Data yang ada di situs simas.kemenag.go.id disebutkan tahun berdirinya masjid ini tahun 1818 M.
Yang jarang masyarakat tahu adalah, masjid Ijo yang bernama asli Masjid Nurut Taqwa ini merupakan peninggalan seorang prajurit Mataram yang bernama Tumenggung Bahurekso, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Mbah Guru Sulaiman Singonegoro, yang makamnya berada di belakang masjid persis.
Kemegahan Masjid Ijo ini bahkan (paling tidak menurut penulis) mengalahkan masjid yang ada di kota Kabupaten. Dan gairah masyarakat sekitarnya dalam  memakmurkan masjid dengan kegiatan keagamaan khususnya sholat berjama'ahnya mungkin hanya Masjid Kami' Al-Muttaqin yang ada di Kaliwungu yang dapat mengalahkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H