Mohon tunggu...
Gandi Fauzi
Gandi Fauzi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hypnotist | Mahasiswa | Seorang Pemuda Indonesia Blog : http://gandifauzi.com/ | FB Fans Page : http://www.facebook.com/GandiFauzi.Official

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

NLP dan Cerita "Meracuni Mertua"

17 Juni 2012   18:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:52 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baiklah. Aku akan memberimu racun yang engkau kehendaki, namun agar misimu berjalan dengan baik kau harus mengikuti saranku,” ujar si penjual.

”Saran apa yang bisa kau berikan?” si gadis penasaran.

“Kau harus memberikan racun ini ke dalam makanan dan minuman kesukaannya. Agar tidak seorang pun curiga bahwa kau pelakunya, suguhkanlahkepadanya dengan sepenuh hati.Bersikaplah sebagai seorang menantu yang amatbaik. Kau pun harus meladeninya dengan baik, sehingga ia tidak menyadari bahwa ia sedang memakan racun yang amat mematikan ini. Perlakukan ia seolah-olah ia adalah ibumu sendiri.”

Si gadis merasa saran penjual obat itu masuk akal. Pulanglah ia ke rumahdengan gembira. Sebentar lagi kehidupan rumah tangganya akan lebih tenang dengankepergian ibu mertuanya. Ia pun bertanya kepada suami dan saudara-saudaranya mengenai makanan dan minuman kesukaan sang ibu. Mereka pada mulanya heran dengan sikapnya, namun dengan alasan bahwa ia ingin berubah menjadi menantu yang baik, mereka pun membantu dengan memberikan saran-saran untuk mengambil hati sang ibu. Ia mulai belajar untuk lebih banyak tersenyum, mendengarkan darihati, berperilaku dengan lebih baik dan sopan, sampai cara memandang dengan penuh cinta. Mati-matian ia berlatih untuk mengoreksi segala perkataan atauperbuatan yang ia anggap bisa membuat sang ibu tersinggung.

Hari berganti, si gadis mulai merasakan perubahan pada perasaanya kepada ibunya. Tanpa tahu darimana asalnya, si gadis merasa ia mulai menyayangi sang ibu,yang mengakibatkan sang ibu pun mulai belajar untuk menyayanginya pula. Suaminya pun lega karena pertengkaran ibu dan mertua sudah tidak pernah lagi terjadi beberapa waktu belakangan. Melayani seseorang dengan sepenuh hati membuatnya mampu melihat sisi-sisi baik yang tidak pernah ia sadari sebelumnya. Hal yang sama rupanya juga terjadi pada sang ibu. Ia tidak pernah lagi mempermasalahkan kekurangan-kekurangan menantunya tersebut.

Menyadari keadaan ini, si gadis buru-buru menghampiri si penjual obat. “Kumohon, segera berikan penawar racun itu padaku. Aku tidak ingin ibuku mati,”pintanya.

“Apa yang terjadi?” tanya si penjual penasaran.

“Setelah kupatuhi saranmu, ibuku berubah menjadi sangat baik. Ia tidak lagi mengungkit-ungkit kesalahanku, aku pun mulai melihat banyak sisi baik yang ada pada dirinya. Yang lebih penting, ia mulai menyayangiku seperti anaknya sendiri, seperti aku menyayanginya layaknya ibuku sendiri,” tegas si gadis. berkata, “Jangan khawatir. Racun yang kuberikan kepadamu itu palsu. Bukan racun, melainkan justru obat untuk meningkatkan kesehatan. Racun yang sebenarnya ada dalam pikiranmu, caramu berpikir dan berperilaku. Kau telah belajar bahwa mengubah perilakumu akan mengubah sikapmu yang dengan sendirinya mengubah cara berpikirmu. Kau berperilaku seolah-olah amat menyayanginya, dan itulah yang kau rasakan sekarang. Racunnya sudah kau tawarkan dengan sendirinya.”


Nah, apakah yang Anda dapatkan dari cerita di atas?? Bisa dikatakan itulah NLP, secara sederhananya, ^_^
Terimakasih...

Salam,
@GANDIFAUZI

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun