Mohon tunggu...
Gandi Angriawan
Gandi Angriawan Mohon Tunggu... Guru - Ruang Ngopi

Semoga bisa memberikan manfaat, menghibur, menemani.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ternyata Ini Ciri-ciri Orang yang Bertakwa

31 Mei 2021   13:41 Diperbarui: 31 Mei 2021   14:12 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sukur selalu kita panjatkan kepada yang maha Gafur, penghilang kufur dalam diri yang suatu saat akan hancur. Sukur terhadap nikmat yang tidak hentinya kita terima, tidaklah pantas bagi kita untuk mendustakan-Nya. Mari wujudkan sukur kita dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Salawat senantiasa tercurah limpah dan menjadi sebuah kepastian kepada Nabi kita, yakni Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarga, sahabat, tabi'in, tabi'at, dan sampai kepada kita sebagai umatnya.

Rekan-rekanku, dimana saja kalian berada. Semoga selalu ada dalam lindungan Allah dan semoga mampu menjauhi segala bentuk kemaksiatan. 

Sejatinya kemaksiatan itu, perlahan namun pasti akan melunturkan ketakwaan kita kepada Allah. Kalau sudah begitu, maka akan jauh dari kasih dan sayang Allah SWT. Yakinlah bahwa setiap yang kita perbuat, tidak luput dari penglihatan Allah, sekalipun itu ada di dalam hati. Maka berbuat baiklah, karena itu lebih baik bagi kita.

Rekanku sekalian, takwa itu, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Ketika melaksanakan perintah Allah, terkadang terasa berat untuk dilaksanakan. Perlu kesungguhan-sungguhan dalam melaksanakannya disertai dengan ihlas agar terasa ringan.

Ketakwaanlah yang membedakan drajat manusia dipandangan Allah. Takwa seperti apakah yang Allah maksud? Tentunya Takwa yang sebenar-benarnya, bukan takwa yang hanya main-main.

Allah berfirman dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 102, "Hai orang-orang yang beriman. Bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam."

Rekan semuanya pasti ingin tergolong dalam orang yang bertakwa. Siapa coba yang tidak mau menjadi orang bertakwa. Kalau begitu mari kita berusaha untuk selalu siap segera dalam melaksanakan perintah Allah. Tanpa menunda-nunda, tanpa ragu, selama itu perintah Allah, laksanakanlah dengan ihlas. Waktu kita di dunia ini tidak banyak. Manfaatkan kesempatan ini.

Mari kita tela'ah bersama. Apakah kita sudah ada pada kriteria takwa atau belum? Ada beberapa ciri-ciri orang yang bertakwa, diantaranya:

1. Salat

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." Firman Allah dalam Al Quran surat Al Ankabut ayat 45.

Dirikanlah salat, agar kita tergolong orang yang bertakwa. Allah menyedikan surga yang luasnya sangat luas sekali dan di dalamnya terdapat fasilitas yang luar biasa hanya untuk orang yang bertakwa. Coba rekan renungkan. Itulah yang dijanjikan oleh Allah. Tidak maukah? Pasti mau. Iya, kan? Maka salatlah.

Ada lima waktu salat sehari semalam. Lakukan apabila sudah masuk waktunya salat. Tatkala terdengar suara azan, segera tinggalkan pekerjaan, segera berwudhu, dan dirikan salat. Tidak hanya salat farhu, salat sunah pun ada, qabliyah, badiyah, tahajud, duha. Salatlah tepat waktu. Jangan menunda-nunda. Salatlah dengan tumaninah dan khusu. Jangan tergesa-gesa dalam melaksanakan salat.    

2. Dermawan 

Dermawan itu ialah dia yang memiliki hati pemurah, suka berbagi, dan bahkan rela mengorbankan hartanya dalam keadaan lapang maupun sempit untuk kepentingan din islam. Dia menyadari bahwa harta merupakan titipan, tidak akan dibawa mati. Rugi sekali apabila tidak dipakai untuk belanja di jalan Allah. Berinfak.

Allah berfirman dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 133 dan 134, "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa," "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."

Coba perhatikan ayat di atas. Dialah orang yang bertakwa, menyegerakan dalam meminta ampunan dan juga dalam menjalankan kebaikan. Selanjutnya, orang bertakwa pula yang suka berinfak, membelanjakan hartanya di jalan Allah dalam keadaan apapun. Tahan juga amarahmu, jika ingin termasuk orang yang takwa, dan saling memaafkan kepada sesama.

Inilah sebenar-benar takwa. Kita paasti bisa, asalkan mau terus berusaha dan pantang menyerah. Jadilah pribadi yang baik.

Tidak hanya infak. Zakat, sedekah, wakap, kurban juga kita bisa manfaatkan dalam rangka berbagi kepada yang lain. Agar semua umat muslim bisa berkurang beban hidupnya. Tidak hanya itu. Orang yang mengorbankan hartanya untuk kepentingan Allah dan dalam rangka mengurangi beban umat, menjadi satu jalan membersihkan serta menyucikan harta atau rezeki yang kita peroleh dari Allah.

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Firman Allah pada Al Quran surat At Taubah ayat 103.

Mari kita berusaha menjadi orang yang dermawan, rajin menyisihkan harta untuk kemajuan islam. Jangan mau kalah sama orang-orang yang ingin menghancurkan islam.

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan." Firman Allah yang terdapat pada Al Quran surat Al Anfal ayat 36.

3. Sabar

Berbicara tentang sabar, bukan perkara diam, melainkan melakukan tindakan dan berusaha secara optimal agar mencapai hasil yang memuaskan. Sabar itu melakukan pergerakan. Sabar juga berarti menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Sabar itu menyenangkan. Orang yang sabar dicintai Allah. Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar. Orang yang sabar didoakan malaikat.

Latih kesabaran kita dan jangan batasi kesabaran hanya karena ingin melampiaskan amarah terhadap apa yang kita tidak suka.

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." Allah berfirman di dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 134.

Ketika ditimpa penderitaan, kesulitan, serba kekurangan, dan segala bentuk ketidaknyamanan. Tahanlah. Tahanlah diri kita untuk tidak menyekutukan Allah, karena akan mendatangkan kerugian. Sesungguhnya perbuatan musyrik itu merupakan awal dari perilaku-perilaku yang bernilai dosa.     

Musyrik adalah menjadi sebab bermunculannya dosa-dosa yang akan menjerumuskan kita ke dalam api neraka. Contoh, ketika ditimpa musibah, jika kita tidak sabar maka akan melakukan hal yang sejatinya bernilai dosa. Menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan, alam sekitar, dan bahkan berani menyalahkan Allah. Contoh lainnya, ketika kesulitan harta, lalu larinya ke peugihan, bersekutu dengan iblis.

Sebagai orang yang beriman, segala apapun kehendak Allah akan disikapi dengan keimanan, bukan kekufuran. Juga berusaha menahan diri dari hal yang merugikan dan bersifat negatif.           

Firman Allah, "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." Al Quran surat Al Baqarah ayat 177.

4. Mampu menahan amarah

Ciri orang bertakwa selanjutnya yaitu dia yang mampu menahan diri untuk tidak marah. Rekan pasti tau bahwa marah itu tidak baik. Amarah itu datangnya dari setan. Orang yang marah-marah tidak jelas, maka dia dikelilingi oleh setan, dan setan pun bertepuk tangan. Namun sebaliknya, jika kita mampu menahan amarah, maka kita akan dikelilingi oleh malaikat, serta mendoakan kita agar diampunilah semua dosa-dosa kita.

Sobat, marahlah sesuai tempatnya, agar kemarahan kita menjadi pengingat rekan kita tatkala dia lalai dalam menjalankan perintah Allah.

Pada waktu itu, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, berkata seorang lelaki kepada Rasul Muhammad, "Berilah Aku wasiat." "Janganlah engkau marah." Beliau (Rasul) menjawabnya. Lelaki itu mengulang-ulang permintaanya. Namun, Rasul Muhammad SAW selalu menjawab, "Janganlah engkau marah." (HR. Bukhari)         

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." Allah berfirman di dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 134.

Allah dan Rasul-Nya, melarang kita untuk marah. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meredam amarah: Pertama, meminta perlindungan kepada Allah (membaca Ta'ud). Kedua, mengucapkan kalimat dzikrullah dan istighfar. Ketiga, hendaklah diam. Keempat, berwudhu. Kelima, merubah posisi. Jika dalam keadaan berdiri, maka duduk. Jika dalam keadaan duduk, maka berbaringlah. Keenam, menjauhi hal yang membawa kepada kemarahan. Ketujuh, beristirahatlah. Kedelapan, ingatlah bahwa amarah itu berakibat buruk. Kesembilan, ingatlah keutamaannya, bahwa orang yang menahan amarah merupakan calon penghuni surga.

Manusiawi memang ketika kita marah. Janganlah berlebihan kalau marah. Marahlah atas dasar karena Allah, maksudnya adalah marah yang beralasan kuat dan memang bukan atas dasar hawa nafsu.

5. Mudah memaafkan

Sesama orang yang beriman kepada Allah, adalah bersaudara. Maafkanlah saudara kita ketika melakukan kesalahan, hal itulah yang lebih baik. Rasul Muhammad pun sudah mencontohkan kepada kita tentang memaafkan. Janganlah gengsi dalam meminta maaf dan jangan pula merasa gengsi ketika memberi maaf.        

Firman Allah, "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun." Al Quran surat Al Baqarah ayat 263.

6. Suka salat malam     

"Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." Allah berfirman di dalam Al Quran surat Al Isra ayat 79.        

Saudarku, salat malam atau kita kenal juga dengan salat tahajud, merupakan salat sunah yang sangat dianjurkan. Diperkuat di dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan. Semoga kita semua termasuk kepada ahli tahajud. Dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.        

Ada banyak sekali keutamaan salat tahajud, diantaranya adalah mengantarkan kita ke surga. Rahmat Allah akan turun kepada orang yang suka melaksanakan salat tahajud. Oleh karena rahmat dari Allah itu, yang menghantarkan kita ke surga. Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk bangun disepertiga malam untuk melaksanakan salat tahajud.

Demikianlah sebagian diantara ciri-ciri orang yang bertaqwa. Sebetulnya segala perbuatan baik yang kita lakukan, berdasarkan perintah Allah, kemudian kita menjalankannya, maka disanalah ada poin penting dalam meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah

Sebaliknya. Ketika kita melakukan hal yang dilarang oleh Allah, maka tunggu kehancuran yang akan menimpa diri kita. Mari kita sama-sama tingkatkan ketakwaan kepada Allah. Hilangkan buruk sangka, dendam, iri, dengki, dan penyakit hati lainnya yang hanya membuat kita masuk ke dalam kehinaan dihadapan Allah dan dihadapan manusia. Tidak hanya itu, hati kita juga akan membatu, menghitam, gelap, hingga akhirnya enggan untuk menerima nasehat baik. Setiap yang dilakukan oleh orang sekitar, ditanggapi dengan negatif.

Berpikir positiflah dan ambil pelajaran agar kita selalu dibimbing oleh Allah dan Rasul-Nya, bukan dibimbing oleh iblis dan sekutunya.

Sekian pembahasan ini. Semoga kita selalu berada di jalan Allah. Diberikan kesehatan dan diberikan jalan keluar dari setiap masalah dan urusan yang kita hadapi, baik urusan dunia maupun akhirat. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. Benar, mutlak milik Allah. Kesalahan, sumbernya diri pribadi.

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS Al Hujurat ayat 13)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun