Mohon tunggu...
Slamet DuniaAkhirat
Slamet DuniaAkhirat Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang biasa yang hanya bisa menghasilkan tulisan yang biasa-biasa saja. \r\ngak punya blog, hanya nongkrong disini\r\nhttp://www.kompasiana.com/gandhos

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Metro TV dan TV One Terancam Dicabut Izin Siarnya

31 Mei 2014   17:19 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:53 3260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah bukan rahasia umum lagi kalau media-media sekarang ini  baik itu media cetak, online maupun televisi sudah tidak netral lagi dalam melakukan pemberitaan, terutama saat-saat seperti ini menjelang pemilu presiden yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Juli nanti.

Masyarakat Indonesia yang cerdas ini sudah bisa menilai bahwa media-media, terutama televisi dalam melakukan penyiarannya sudah berpihak kepada salah satu capres yang ada. Terlebih lagi yang sangat-sangat kentara adalah dua televisi berita yaitu TVOne dan Metrotv.

TVOne yang merupakan milik Aburizal Bakrie yang tiada lain adalah ketua umum Golkar yang secara kebetulan adalah pendukung Prabowo, sedangkan Metrotv adalah milik politikus Nasdem yang brewokan yaitu Surya Paloh yang kebetulan juga adalah pendukung utama Jokowi. Bisa dipastikan kedua TV berita itu akan memberikan penyiaran yang tidak seimbang. Bahkan Jokowi, sebagai capres tidak segan-segan dan terang-terangan meminta kepada Metrotv untuk melakukan serangan udara dan melakukan pencitraan terhadap dirinya.

Melihat fenomena itu, Komisi Penyiaran Indonesia pun gerah dibuatnya. KPI yang mempunyai misi terwujudnya sistem penyiaran nasional yang berkeadilan dan bermartabat untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat itu menilai kedua televisi itu sudah tidak proporsional dan sudah tidak netral lagi dalam melakukan penayangan berita.

Bahkan lebih parahnya lagi kedua televisi itu dianggap sudah menyalahi fungsi lembaga penyiaran sebagai perekat sosial. Bukannya semakin merekatkan, justru kedua media itu dianggap telah memantik konflik dalam masyarakat yang sekarang ini sudah cerdas, dan semakin kritis dalam menyikapi pemberitaan

Oleh karena itu, KPI mencoba bersikap tegas dengan memberikan surat peringatan kepada kedua televisi yang sudah tidak netral itu.

Tetapi ternyata apabila sudah diperingatkan kedua televisi itu tetap kekeuh menyiarkan pemberitaan yang tidak berimbang, KPI tidak segan-segan akan memberikan teguran yang sangat keras. Bahkan apabila tetap bandel dan seolah-olah anjing menggonggong kafilah tetap berlalu KPI pun dengan terpaksa akan merekomendasikan ke Kementrian Komunikasi dan Informatika untuk mencabut izin siarnya.

Nah lo....

Terus bagaimana dengan Kompasiana tercinta ini, sudah netralkah? Tanya pada rumput yang bergoyang :)

sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun