Bagian 2
"Bikin Perhitungan"
Malam beranjak larut. Seekor burung hantu yang bertengger di dahan jambu yang tumbuh di pekarangan rumah Pak Erte, tampak diam mematung.
Dengan Kedua matanya yang bulat menghadap ke depan dan paruhnya yang bengkok tajam seperti paruh Elang, serta susunan bulu yang membuat lingkaran di wajah, Â membuat tampilan "wajah" burung Hantu ini begitu 'menyeramkan'.Â
Burung malam tersebut tetap tak bergeming saat tampak sesosok laki-laki berdiri tepat di bawahnya bertengger.Â
Pakaian laki-laki itu pun enggak seperti pada umumnya. Mengenakan pangsi koko polos dengan celana hitam menggantung di atas mata kaki, Kain sarung kotak-kotak yang tersemat di lehernya serta memakai kopiah hitam.Â
Enggak cuma sampe disitu. Penampilan laki-laki tersebut dilengkapi dengan gesper ijo, Â gelang bahar, cincin batu akik, sendal kulit dan sebilah golok yang terselip di pinggangnya.Â
Siapakah sosok misterius tersebut?Â
Ternyata setelah diperhatikan dengan seksama dan dalam tempo yang se singkat-singkatnya, Â orang tersebut adalah Pak Erte.Â
Ngomong-ngomong, Â Pak Erte mau ngapain, Â yah?Â
Rupanya Pak Erte sengaja keluar tengah malem untuk bikin perhitungan dengan anggota Geng d'sangar yang sudah bikin resah kampungnya.