Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(RTC) Serial Pak RT, "Warung Gantung"

25 November 2017   03:37 Diperbarui: 25 November 2017   05:14 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teeeet....teeet....toeeeeet!

Suara bel dari pabrik sepatu menyeruak ke seantero Kampung Pinggir Kali, menandakan jam bekerja sudah usai dan para pekerja dibolehkan pulang.

Uiiing...uiiing....uiiing!

Suara apa lagi, tuh? Ternyata Bang Mu'in, sekuriti pabrik plastik tidak mau kalah. Sirine dari corong pengeras suara dibunyikan sebagai pertanda karyawan di pabrik itu dibolehkan pulang.

Tuiiiiing... Pletak!

"Adow...ampun mpok, ampuuun!!!"

Ternyata itu suara teriakan Si Buluk yang disambit pake talenan, karena katahuan Empok Saidah nyolong telur ayam Pak Erte yang lagi ngerem. Hihihi....

Hari ini, hari Sabtu.  Karyawan hanya bekerja setengah hari dibeberapa pabrik yang ada di sekitaran Kampung Pinggir Kali.

Tapi itu tentu saja bukan kebijakan manajemen pabrik, melainkan kebijakan Pak Erte selaku pejabat pemerintahan tertinggi di kawasan tersebut. Alasannya sederhana...

Saban Sabtu, Empok Saidah dan Ibu-ibu PKK mengadakan 'Pasar Kaget' di Kampung tersebut. Kenapa namanya pasar kaget? Karena menurut Pak Erte, yang dijual selalu bikin kaget para pembeli.

Mulai dari pesawat F-16, Helicopter Apache, sampai Tang Tempur buatan terkini, digelar di sepanjang jalan yang berbatasan dengan kali yang sudah ditanggul dengan rapi. Kaget, kan?

Jam 5 sore, setiap pedagang sudah mulai menggelar dagangannya dengan rapi. Bang Toyib sudah mulai mendata dan menarik uang kebersihan dan keamanan dari para pedagang. 

Cuma Empok Saidah, satu-satunya pedagang yang tidak ditarik iuran. Karena sudah pasti hidup Bang Toyib ngga bakalan aman kalau sampai berani memungut bayaran dari 'Ibu Negara' tersebut.

Selepas Isya' para pembeli yang sebagian besar karyawan pabrik mulai berdatangan. Tapi anehnya tidak ada satupun yang datang dan belanja di Pasar Kaget helatan istrinya Pak Erte tersebut.

Padahal Empok Mumun sudah sejak sore menggelar  aneka gorengan. Empok Saidah sudah siap dengan peralatan salon dan gunting rambutnya. Belum lagi pedagang lain yang sudah kehabisan suara karena teriak-teriak menjajakan dagangannya.

Ternyata, usut punya usut... persis di seberang kali, Neng Romlah yang demplon juga membuka pasar dadakan yang di namakan 'Warung Gantung'.

Semua dagangan digantung. Tidak ada satupun yang di gelar. Makanya dinamakan 'Warung Gantung'. Makanya Buluk ngga berani deket-deket, karena sudah pasti ikut digantung, karena selalu bikin rese.Tidak hanya itu, Neng Romlah pun memberikan hiburan gratis berupa 'Senam Kesegaran Romlah', sehingga semua pengunjung pada berdatangan ke tempatnya.

Tidak ketinggalan Pak Erte yang duduk manis di Pos Ronda, sambil melototin gerakan atraktif Neng Romlah dibalik baju senamnya yang ketat...tat...taat!

Tinggallah Empok Saidah dan Ibu-ibu PKK memandang keki, karena kalah bersaing dengan 'Warung Gantung' helatan Neng Romlah, Janda Semok Nan Aduhai, Kampung Pinggir Kali.

Hihihi....

SEKIAN.

Hiks....

Salam Sendu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun