Di  atas sana bang Toyib masih nyangsang sambil memeluk erat dahan jambu  yang sebesar betis Empok Saidah dan mulai merasakan semut rangrang  menggigit kaki dan tangannya.
"Pak Erte, Empok Romlah...Saya minta maap daaah. Tolong nih udah nggak tahan banyak semuuut...!" Teriak bang Toyib memelas.
Semua mata memandang ke atas lalu berteriak serempak:
"BODOOO  AMAAAAT...!!!" Lalu mereka pun  pergi meninggalkan bang Toyib yang  mulai merasakan gigitan semut rangrang yang perih, panas...gituuu.
*****
Untuk  kedua kalinya Pak Erte mengawasi kutang berenda yang ada ditangannya.  Gara-gara benda ini, Bang Toyib dan Romlah jadi berantem. Intinya benda  sialan ini sudah membuat warga nya resah...dan pak Erte yang sekarang  gelisah.
Mantan Jawara yang sekarang jadi Ketua RT tersebut  beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju ke Warung Indominya Mas  Selamet, karena Pak Erte mahfum...sore-sore begini banyak warga yang  berkumpul sambil ngopi dan ngerumpi.
"Eh, Pak Erte, tumben..." Sambut Mas Selamet saat pak Erte mendaratkan pantatnya ke bangku warung Mas Selamet.
"Udah nggak usah banyak bacot. Bikinin gue kopi, gih..." Perintahnya, lalu mulai membuka pembicaraan.
"Sodara-sodara sekalian..." Suara pak Erte sengaja ditekan dan diberat-beratkan agar terlihat wibawanya.
Pengunjung  warung tersebut memandang wajah pak Erte dengan serius dan mulai  memasang pendengaran. kalau yamg lain pada pasang kuping, si Buluk malah  pasang Togel buat entar malem ke Jupri.