Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(RTC) Serial Pak Erte, "Terkuaknya Misteri Kutang Berenda"

18 November 2017   16:43 Diperbarui: 18 November 2017   17:56 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic. Palembang.Tribunnews.com

Sekali lagi Pak Erte mengawasi kutang berenda yang  tergantung di tali jemuran depan  kamar mandi kontrakkan. Sebuah benda  yang beberapa bulan terakhir ini membuat resah dan gelisah. Gara-gara  benda tersebut Juleha berubah menjadi kucing garong dan menghiasi badan,  serta muka suaminya dengan cakaran. Bahkan nyaris bercerai.

Padahal Pak Erte sudah berusaha mencari siapa pemilik  sebenarnya dari kutang tersebut. Bahkan beberapa waktu lalu sempat  melakukan ajang pencarian dengan cara mewajibkan kepada para penghuni  kontrakkan, khususnya kaum perempuan untuk mengenakkannya. Meskipun  hasilnya nihil. Paling tidak pak Erte jadi tahu ukuran Romlah  sebenarnya. Hihihi....

Disaat pak Erte masih mumet dengan misteri yang belum  terpecahkan tersebut, tiba-tiba Buluk dengan napas ngos-ngosan dan badan  bau keringet datang melapor.

"Pak Erte buruan noh, bang Toyib ama empok Romlah lagi berantem di belakang" Kata Buluk sambil menunjuk arah kontrakkan.

Tanpa pikir panjang pak Erte mencelat dari duduknya dan langsung berlari ke arah kontrakkan.

Sesampainya di tempat tersebut, pak Erte melihat bang Toyib  udah nyangsang di atas pohon jambu. Sementara dari bawah Romlah terus  menghujaninya dengan lemparan berbagai benda.

Mulai dari sepatu, sendal jepit bahkan Buluk mulai  ikut-ikutan menyodorkan panci Segala, yang langsung disambut oleh Romlah  dan melemparkannya ke arah bang Toyib yang masih bersembunyi di antara  dahan pohon jambu.

Krompyaaang!

Karena lemparannya tak kunjung mengenai sasaran Romlah  kemudian mengambil bambu jemuran dan mulai menyodok-nyodokkannya ke  tubuh bang Toyib.

"Adaw! Ampun mpok. Ampuuun!" Teriak bang Toyib dari atas pohon.

Melihat hal tersebut pak Erte buru-buru mendekap tubuh  Romlah dari belakang. Sebagai bentuk antisipasi Ketua RT yang mesti  menjaga kerukunan antar warga yang di pimpinnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun