Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cermin] Ketika Hujan Reda

18 November 2016   19:46 Diperbarui: 18 November 2016   19:56 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan turun lagi. Membawa jutaan kubik air untuk menyirami bumi. Beberapa orang berlarian untuk menghindari basah. Terdengar umpatan seorang pengendara motor saat roda sebuah taxi mencipratkan genangan air kotor ke tubuhnya.

Aku hanya mengamati sambil sesekali menghembuskan asap rokok untuk sekedar mengusir sepi, karena dingin sudah sejak tadi menemani.

Bapak yang tadi mengumpat langsung menepi karena mesin kendaraannya mendadak mati. Sedangkan aku kembali menghisap asap rokokku dengan satu tarikan nafas.

Mungkin saat ini beberapa orang sedang menikmati hangatnya kopi, sambil menulis secarik puisi. Mungkin ada juga yang tengah berbagi kehangatan birahi. Aku tak peduli!

Hujan berangsur reda dan tak ada tanda akan turun lagi. Aku melangkah pergi dan sempat melihat kerumunan orang di samping sebuah toko roti.

Dari beberapa orang yang datang melihat, kemudian pergi, aku mendapatkan berita yang mengiris hati.

"Seorang gelandangan telah mati" Ujar Ibu yang menenteng bungkusan roti.

"Mungkin mati kedinginan" Kata tukang parkir sambil menghitung lembaran uang di tangannya.

"Kasihan..." Timpal gadis kantoran, lalu menyetop taxi.

Aku perlahan mendekati, menyeruak di antara kerumunan orang.

"Baim..?" Suaraku tercekat ditenggorokan.

Aku langsung memeluk tubuh bocah 7 tahun yang sudah terbujur kaku, dan tak peduli botol bekas minuman, kardus dan beberapa barang hasilku mengais di tempat sampah jatuh berhamburan.

Sekian.

SalamSendu.

Hiks...

#HujanNopemberRTC

#Evenmini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun