"I don't wan't a massage today. But if you can read the name of the store, Â i will give you money 300 thousands"Â Kata bu Wayan sambil menirukan ucapan bule tersebut dengan bahasa inggris versi dan logat balinya.
Karena bu Wayan tidak bisa baca tulis, ia pun tidak berhasil mendapatkan uang yang dijanjikan pelanggannya tersebut. Karena penasaran aku lantas menanyakan toko yang dimaksud.
Sambil tersenyum bu Wayan menunjuk tulisan di sebuah  toko yang terletak persis di seberang tempat kami duduk. Aku langsung mengikuti arah yang di tunjuknya dan membaca nama toko tersebut.
Karena hari sudah malam aku langsung pamit pulang dan sempat mengucapkan kekagumanku pada bu Wayan yang tidak bisa membaca dan menulis, tapi pinter ngomong bahasa Inggris.
Tapi di luar dugaan, wanita paruh baya itu kembali mengajakku duduk. Dengan mimik muka serius ia mengatakan suatu hal yang berkaitan dengan peristiwa Bom Bali 1 yang ia alami langsung.
Perkataan yang disampaikannya, aku simpulkan seperti berikut:
Sebagai orang dari kampung yang tidak mengenyam pendidikan, serta tidak bisa membaca dan menulis. Satu-satunya cara bertahan hidup hanya dengan menjadi 'tukang massage'.
Bisa berbahasa Inggris hanya dengan mendengar dan mengingat setiap kalimat yang pernah diucapkan turis. Kemudian menanyakan artinya kepada teman se-profesi, supir taksi, atau guide yang banyak menawarkan jasanya di sekitar monumen Bom Bali 1.
Sehingga sedikit demi sedikit pembendaharaan kalimatnya dalam bahasa Inggris semakin banyak.
Pada saat ledakan terjadi, pendengarannya sempat terganggu hampir satu bulan lamanya. Jika saja ia tidak mengalami kesembuhan, dan menjadi tuli apa yang akan ia lakukan untuk mencari nafkah di usianya yang berangsur senja.
Bu Wayan hanyalah salah satu korban yang selamat. Karena pada saat kejadian, ia sedang memijat pelanggannya.