Belajar
Artikel yang berupa laporan, opini dan karya fiksi. Ternyata ikut berkembang bersama kemajuan jaman. Jadi agar nggak kehabisan ide, kamu harus rajin belajar dan terus mengikuti perkembangan jaman.
Bahasa kerennya, kamu harus kekinian, jangan kekunoan. Contoh:
Dulu orang kemana-mana jalan kaki, naik Onta atau kuda. Emangnya sekarang, kamu mau kemana mana naik Onta atau jalan kaki dari Jogja ke Jakarta, terus balik lagi ke Jogja. Hiii....Gue mah, ogah!
Atas dasar itu lah kamu kudu belajar dan meningkatkan kemampuan. Karena seorang penulis yang cerdas itu terlihat dari karyanya. Nggak percaya? Coba baca cerita fiksi karya Pak Ikhwanul Halim.
Mungkin kamu akan baca judulnya aja, nge-vote lalu ngasih komentar. Atau kamu baca isi seluruhnya tapi begitu kelar. Kamu tetap nggak nangkep jalan ceritanya. Tapi dari cerita-cerita fiksi Pak Ikhwan yang kamu baca. Mungkin kamu bisa tahu bahwa beliau adalah penulis yang cerdas.
Di tangan beliau perkembangan tekhnologi bisa dijadikan cerita yang menarik untuk dibaca. Sesuatu yang mustahil menjadi niscaya. Beliau juga sudah menerbitkan beberapa buku, lho!
"Ssst....jangan bilang-bilang, yah. Aku belum koleksi bukunya!" Hehehe....
Sehingga kamu nggak perlu jauh-jauh ke Jakarta, hanya untuk mencari tahu perkembangan Pilkada Jakarta. Atau situasi politik terkini tanah air. Cukup siapkan segelas Cappuccino anget dan sepiring gorengan. Setelah itu baca artikel mas Susy Haryawan di kompasiana. Kamu bisa Up date informasi, tanpa harus ngider kemana-mana.
Oh iya, selain dua hal di atas. Nggak ada salahnya juga kamu bergabung di grup atau komunitas penulis. Atau menjalin hubungan pertemanan, dengan orang-orang yang seminat dan setujuan.
Selain bisa memperkaya ide.Tulisan kamu juga bisa di koreksi oleh Kompasianer yang sudah terlebih dulu menerbitkan karyanya dalam sebuah buku. Sukur-sukur kamu diajak berkolaborasi untuk membuat tulisan.