Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Meliput di Kala Senggang

18 September 2016   21:43 Diperbarui: 18 September 2016   22:33 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore tadi, saat akan menuju ke pantai Kuta. Secara kebetulan saya melihat kesibukan beberapa Pecalang atau yang umumnya dikenal sebaga 'Polisi Tradisional Bali', sedang mengatur lalu lintas di perempatan jalan.

Biasanya para Pecalang ini bertugas ketika ada kegiatan yang berkaitan dengan adat. Seperti upacara keagamaan, prosesi ngaben, acara pernikahan dan sebagainya, yang berkaitan dengan upacara adat di Bali.

Bapak-bapak Pecalang yang sedang bertugas mengatur lalu lintas. (Dokpri)
Bapak-bapak Pecalang yang sedang bertugas mengatur lalu lintas. (Dokpri)
Bapak-bapak pecalang bersiap menutup jalan (Dokpri)
Bapak-bapak pecalang bersiap menutup jalan (Dokpri)
Betul saja, tidak lama kemudian saya melihat orang-orang yang mengenakan pakaian adat. Baik laki-laki maupun perempuan berjalan beriringan, sambil membawa gamelan, umbul-umbul dan barong.

Langsung saja saya mengarahkan kamera saya untuk mengabadikan moment tersebut. Di saat saya sedang mengambil gambar, seorang pecalang mendekati saya dan menjelaskan kalau mereka baru saja pulang dari Pura Sakenan, yang berada di Pulau Serangan.

Adapun mereka berasal dari desa Pemogan yang baru saja melaksanakan upacara besar atau 'piodalan' di Pura Sakenan tersebut. Ritual ini dilakukan pada saat Umat Hindu Dharma di Bali, merayakan Hari Suci Kuningan, Sabtu (17/9), yang merupakan rangkaian Hari Raya galungan, Rabu (7/9).

Hari suci tersebut bermakna memperingati kemenangan 'Dharma' (kebaikan) melawan 'Adharma' (keburukan). Ritual perayaan ini akan berlangsung selama empat hari, hingga selasa (20/9) nanti.

Bagaimana hasil liputan (tanpa sengaja) saya sore tadi? Silahkan simak beberapa moment yang berhasil saya abadikan. Selain bermanfaat menambah jam terbang saya dalam belajar menulis. Semoga liputan ini juga Aktual, bermanfaat, menarik dan inspiratif bagi K-ners semua.

Bapak-bapak yang membawa 'pratima' (Dokpri)
Bapak-bapak yang membawa 'pratima' (Dokpri)
Dokpri.
Dokpri.
Dokpri.
Dokpri.
Dokpri.
Dokpri.
Barong (dokpri)
Barong (dokpri)
Karena jalannya jauh, anak-anak ini naik gamelan yang didorong (dokpri)
Karena jalannya jauh, anak-anak ini naik gamelan yang didorong (dokpri)
Dokpri.
Dokpri.
Dokpri.
Dokpri.
Pecalang yang terus memantau (dokpri)
Pecalang yang terus memantau (dokpri)
Pantai Kuta, Bali (dokpri)
Pantai Kuta, Bali (dokpri)
(Sekian)

Salam Sendu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun