Tiba-tiba aku terngiang suaranya empok Saidah, istrinya Pak erte. Setiap perempuan gembrot itu menyebut kata 'Opor'. Selalu saja ada teman-teman ayamku, yang menghilang dari peredaran dan tidak nampak lagi  batang paruhnya. Saat lebaran tempo hari.
Aku memandang wajah kedua orang itu bergantian. Tanpa sengaja aku melihat sebuah benda berkilat tajam, yang ada di tangan pria tersebut. Satu persatu wajah temanku yang menghilang, menari-nari dipelupuk mataku.
Sadar bakal ada kejadian buruk, yang akan menimpaku. Langsung saja aku berteriak sekencang-kencangnya, "Tidaaak...!!!" Eh, salah...
"Keok...keok...keoook!" Kataku sambil lari terbirit-birit.
(Selesai)
Salam Sendu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H