Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Cintamu, Tanpa Huruf 'R' Padaku

15 Agustus 2016   15:53 Diperbarui: 16 Agustus 2016   03:03 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena selain cantik, kamu juga pintar. Otakmu begitu encer jika menyelesaikan soal matematika. Tentu saja mereka yang otaknya beku jika berhadapan dengan pelajaran ini, sangat bergantung padamu saat diberi pe-er matematika, oleh gurunya yang killer.

Coba maklumat yang kamu keluarkan tidak menggunakan kata, TITIK. Tanda KOMA misalnya. Toh, aku masih bisa memberikan penjelasan yang masuk akal. karena malam itu, aku hanya salah sedikit saja mengartikan ucapanmu, yang cadel saat menyebut RINDU menjadi LINDU.

Tapi kamu tetap keukeh dan tidak mau aku berada di dekatmu, meskipun kamu tetap sayang padaku. Akhirnya kamu mengalah juga, dan membiarkan aku kembali duduk di tempat semula. Tapi sedihnya, malah kamu yang duduknya pindah. Hiks...!

Tapi itu adalah kenangan masa lalu. Masa-masa kita pacaran dulu, indah dan penuh cerita lucu. Sekarang kamu sudah menjadi istriku, dan kita telah dikaruniai dua orang anak perempuan, yang cantik dan menggemaskan.

Namun tetap saja cerita kita waktu masih pacaran dulu tetap menarik untuk diceritakan kembali kepada anak-anak kita. Seperti sekarang contohnya, aku menina bobokan putri kembar kita, dengan cerita itu. Layaknya sebuah dongeng pengantar tidur untuk mereka.

Aku merapatkan selimut ke tubuh putri-putri kita. Lalu mencium kening mereka satu persatu dengan lembut. Tidak lupa aku juga mencium keningmu yang tertidur pulas di sebelah mereka.

Tapi kebiasaan jeleknya kalau marah masih seperti dulu. Meski sekarang kami sudah menikah dan membina rumah tangga yang Sakinah, Mawaddah dan Wa Rahmah.

'Perintah Jaga Jarak' tetap diberikan kepadaku. Seperti biasa, dia selalu menganggap serius hal yang menurutku sepele. Kali ini bukan terjadi karena aku salah mengartikan ucapannya, yang cadel saat menyebut huruf 'R' menjadi 'L'. Tapi gara-garanya, aku memberikan nama yang singkat kepada kedua putri kembarku. Yaitu:

RARA dan RERE. Simpel, kan? Tapi selalu saja dia menganggapnya, serius. Hadeew...!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun