Semestinya kamu tidak perlu malu karena cadel dan tidak bisa menyebut sebuah abjad 'R'. Karena menurutku. Tidak ada mahluk secantik kamu, yang bisa melafalkan satu abjad itu seunik kamu. Meskipun ada, mahluk itu sudah pasti jelek dan namanya, Rico ceperrr!.
Tapi kenapa juga kamu masih marah dan uring-uringan, tanpa melihat sikon alias situasi dan kondisi. Di sekolah kamu mengeluarkan 'Perintah jaga Jarak', terhadapku.
"Pokoknya, kamu jangan dekati aku, TITIK!" katamu, waktu itu.
Saat kita sedang menikmati bakso bulat seperti bola pingpong. Kalau lewat membuat perut kosong. jadi anak janganlah suka bohong. Kalau bohong, digigit kambing ompong. Begitulah kata Melisa, dalam lagunya 'Abang Tukang Bakso'. Eh, maaf! Hihihi...
Seperti itulah marahmu, padaku. Pas jam istirahat kedua, di kantin sekolah. Dalam rangka, aku mau minta maaf padamu, atas kejadian di rumahmu. Gara-garanya sih, sepee. Tapi selalu saja kamu menganggapnya serius. Ya, itu. Seperti biasa, aku salah mengartikan sedikit saja ucapanmu.
Malam minggu handphoneku berbunyi. Namamu terlihat jelas di layarnya, yang menyala terang tanpa bluelight filter. Aku langsung mengangkatnya.
"Halo sayang..." Suaramu terdengar jelas di ujung sana. "Kesini yah, akuLINDU" Katamu lagi.
"LINDU...?" Aku tegaskan lagi ucapanmu.
"Iya, LINDU..." Jawabmu, dengan nada suaramu sedikit meninggi.
Aku bergegas menuju ke rumahmu, tidak lupa menghubungiBNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) terlebih dahulu. KarenaLINDU (gempa bumi)termasuk bencana alam, yang harus segera ditanggulangi bersama.
Aku tiba di rumahmu tepat waktu. Tapi semua tampak baik-baik saja. Rumahmu yang bertingkat dua, masih berdiri di tempatnya. Tidak ada sama sekali tanda-tanda kerusakan, yang diakibatkan oleh LINDU (gempa bumi).