Sungguh!
Aku tidak mengerti. Biasanya aku tidur menjelang pagi dan terbangun saat matahari beranjak tinggi.
Tapi tidak malam ini.
Rasa kantuk menyerangku, tanpa sempat aku mempertahankan diri. Sialnya, aku terbangun lepas dini hari dan mata enggan terpejam lagi.
Sekedar mengusir sepi.
Aku menyalakan televisi, berharap kantuk datang lagi dan membawaku sampai lelap, dalam buaian mimpi.
Terlalu!
Umpatku sekali lagi, saat melihat berita tentang pejabat yang korupsi. Kadang bergidik ngeri, tatkala ada perempuan yang diperkosa, lalu mati.
Ah...,
Mungkin ada cara lain menghibur diri, masuk ke kamar lagi dan langsung beselancar di media ini.Â
Aku lalu membaca beberap judul. Ahok lagi-Ahok lagi. Risma lagi-Risma lagi.
Sungguh!
Aku malah pusing sendiri. Membaca setiap ulasan politik dari berbagai sisi, seperti mengerti  dan bisa membaca pikiran orang lain, menuliskan pendapat pribadi dengan kemasan 'Opini'.
Hati Bu Risma siapa yang tahu, Jalan Pikiran Pak Ahok lebih lagi. Hanya mereka yang mengerti, kemana kaki melangkah pergi.
Aku masih merasa sepi....
Mematikan rokok di sela jari. Lalu membawa potret negeri ke dalam bingkai mimpi.
Dengan satu harapan,
Saat aku bangun nanti, ada cinta tumbuh di setiap hati, agar mau saling mengasihi. Tanpa umpatan kasar dan caci maki. Tentu saja dimulai dari kamar ini...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H