Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Potret Negeri

9 Agustus 2016   06:05 Diperbarui: 10 Agustus 2016   03:21 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh!

Aku tidak mengerti. Biasanya aku tidur menjelang pagi dan terbangun saat matahari beranjak tinggi.

Tapi tidak malam ini.

Rasa kantuk menyerangku, tanpa sempat aku mempertahankan diri. Sialnya, aku terbangun lepas dini hari dan mata enggan terpejam lagi.

Sekedar mengusir sepi.

Aku menyalakan televisi, berharap kantuk datang lagi dan membawaku sampai lelap, dalam buaian mimpi.

Terlalu!

Umpatku sekali lagi, saat melihat berita tentang pejabat yang korupsi. Kadang bergidik ngeri, tatkala ada perempuan yang diperkosa, lalu mati.

Ah...,

Mungkin ada cara lain menghibur diri, masuk ke kamar lagi dan langsung beselancar di media ini. 

Aku lalu membaca beberap judul. Ahok lagi-Ahok lagi. Risma lagi-Risma lagi.

Sungguh!

Aku malah pusing sendiri. Membaca setiap ulasan politik dari berbagai sisi, seperti mengerti  dan bisa membaca pikiran orang lain, menuliskan pendapat pribadi dengan kemasan 'Opini'.

Hati Bu Risma siapa yang tahu, Jalan Pikiran Pak Ahok lebih lagi. Hanya mereka yang mengerti, kemana kaki melangkah pergi.

Aku masih merasa sepi....

Mematikan rokok di sela jari. Lalu membawa potret negeri ke dalam bingkai mimpi.

Dengan satu harapan,

Saat aku bangun nanti, ada cinta tumbuh di setiap hati, agar mau saling mengasihi. Tanpa umpatan kasar dan caci maki. Tentu saja dimulai dari kamar ini...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun