Â
Job Hopping atau dapat dikatakan perpindahan tempat kerja sudah tidak asing didengar di Generasi Y (Milenial) dan Z. Generasi sebelumnya ketika sudah mendapatkan pekerjaan akan lebih memilih untuk menekuni. Mungkin fenomena Job Hopping ini sudah dekat dengan kalian tanpa kalian sadari.Â
Apasih alasan Generasi Y (Milenial) dan Z sering melakukan Job Hopping? Apakah kamu salah satu yang mengalaminya? Terus bagaimana dampak dari adanya fenomena Job Hopping ini?
1. Tidak terpenuhinya Hirarki Kebutuhan
Hierarchy of Needs yang dikemukakan Abraham Maslow seorang teoritikus, psikolog, dan seorang  tokoh teori humanistik yang terkenal,  dapat mewakili salah satu faktor terjadinya job Hopping pada Generasi Y (Milenial) dan Z. Generas Y dan Z dominan ingin semua hirarki of needs ini terpenuhi dimulia dari kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri.Â
Jika salah satu kebutuhan dari hirarki of needs ini tidak terpenuhi maka para Generasi Y (Milenial) dan Z akan memilih pindah tempat atau bahkan menganggur terlebih dahulu supaya mendapatkan semua kebutuhan yang diinginkan.
2. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja menjadi faktor yang sangat menentukan kenyamanan dalam bekerja. Biasanya Generasi Y (Milenial) dan Z sangat menghindari lingungan kerja yang toxic dan tidak nyaman (dalam persepsi) mereka.Â
Apabila lingkungan kerja tidak sehat maka Generasi Y (Milenial) dan Z akan lebih dominan untuk melakukan Job Hopping atau menganggur dari pada bertahan. Hal ini bersangkutan dengan teori hirarki kebutuhan dimana keamanan dan kasih sayang sangat diperlukan.
3. Memiliki Keinginan atau Target yang ingin dicapai/Tidak puasÂ
Generasi Y (Milenial) dan Z merupakan generasi idealis yang sangat memiliki ambisi dalam mendapatkan sesuatu. Terkadang pencapaian saat ini belum cukup memenuhi ekspektasi mereka, sehingga melakukan job hopping agar mendapatkan keinginan yang mereka inginkan. Â
4. Gaji yang tidak sesuai.
Gaji yang tidak sesuai dengan harapan mereka menjadi salah satu faktor terjadinya Job Hopping, Gaji yang tidak sepadan dengan kebutuhan dari Generasi Y (Milenial) dan Z yang kompleks meski belum berkeluarga mendorong mereka untuk melakukan Job Hopping.
5. Gaya Kepemimpinan seorang Pimpinan/Atasan
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam dunia kerja terkadang menjadi faktor pendorong job hopping. Gaya kepemimpinan yang otoriter membuat kenyamanan untuk bekerja menjadi berkurang dan jika kepemimpinan terlalu demokratis maka dapat menurunkan kinerja karena pengambilan keputusan menjadi lambat .
Gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dengan keinginan Generasi Y (Milenial) dan Z mendorong mereka melakukan perpindahan kerja atau job hopping. Sehingga dibutuhkan pemimpin yang tahu sitasi serta kondisi sehingga mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat.
6. Pekerjaan tidak sesuai Passion, Minat, dan Kemampuan
 Pekerjaan tidak diminati karena tujuan awalnya adalah untuk memenuhi hirarki kebutuhan fisiologis dimana pemenuhan sandang, pangan, papan. Ketika makin kesini dirasa tidak cocok dengan minat sehingga terjadilan Job Hopping.
7. Faktor Lain-Lain
Faktor lain ini bisa disebabkan oleh psikologis pekerja serta motivasi dalam bekerja menjadi faktor pendorong terjadinya job hopping. Faktor tersebut bisa sugesti dari rekan-rekan kerja, iri dengan pencapaian orang lain sehingga mendorong terjadinya Job Hopping. Serta faktor lain lagi yang dapat mendorong terjadinya Job Hopping.
      Lalu apakah ada dampak positif dan negatif dari fenomena Job Hopping ini? Tentunya ada. Dampak positif dari adanya Job Hopping adalah
      1. Bekerja sesuai dengan Passion, Minat, dan Kemampuan;
      2. Meningkatkan motivasi kerja untuk lebih produktif;
      3. Kesempatan untuk mengaktualisasikan diri lebih baik.
Sedangkan Dampak Negatif dari Fenomena Job Hopping ini adalah:
       1. Akan menjadi Track Record Buruk bagi pekerja karena sering berpindah kerja;
      2. Penilaian orang/pimpinan menjadi kurang baik karena sering melakukan perpindahan kerja;
      3. Akan selalu merasa tidak puas sehingga terjadi melakukan Job Hopping.
Nah itulah mengenai fenomena Job Hopping yang terjadi di Generasi Y (Milenial) dan Z. Gimana kalian sedang mengalami atau sudah mengalami fenomena Job Hopping.Â
Sebenarnya Job Hopping bisa menjadi baik dan buruk bagaimana kita menerapkan job hopping tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.Â
Ikutilah etika ketika ingin melakukan job hopping seperti: 1). Ikuti prosedur perusahaan ketika melakukan resign, 2). Selesaikan kontrak sesuai perjanjian sebelum melakukan job hopping, 3).Tetap berprilaku baik dan menjaga nama baik serta marwah tempat kerja 4). Mengusulkan agar dicari pengganti secepatnya agar bisa melakukan resign.
-Salam Hangat-
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI