Mohon tunggu...
HABIBI
HABIBI Mohon Tunggu... -

semangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Suara Takbir Membelah Langit Tokyo

6 Juli 2016   18:57 Diperbarui: 6 Juli 2016   21:45 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah hampir sebulan lamanya melaksanakan puasa di bulan suci ramadhan, berperang melawan lapar dan haus, menahan kesabaran puasa di negeri nun jauh sana, bertempur dengan teriknya matahari karna puasa di sini kebetulan terjadi saat mau masuk musim panas dimana waktu siangnya lebih panjang di bandingkan dengan waktu malamnya sehingga puasa di jepang sekitar kurang lebih 17 jam lamanya.

Apalagi bagi para peserta magang yang bekerja di pabrik terlebih lagi yang bekerja di bangunan, kesabarannya begitu diuji walaupun ada juga perusahaan di Jepang terutama yang kerja di bangunan tidak merekomendasikan peserta magang untuk berpuasa karna khawatir akan mengganggu pekerjaannya.

dokpri
dokpri
Tapi sekarang semuanya sudah berlalu. Dan kini kita menikmati hari kemenangan kita. Kemenangan sebagai seorang muslim yang mampu melaksanakan ibadah puasa ditengah tengah kesibukan pekerjaan dan cuaca yang begitu menyengat.

Inilah hari di mana kita semua saling memaafkan. Hari di mana kita kembali kefitrah kita sebagai manusia. Hari di mana Nabi kita Muhammad SAW melarang kita sebagai umatNya untuk bersedih karna Nabi kita ingin kita bergembira ria pada hari kemenangan ini, hari di mana kita di larang puasa. 

Inilah hari itu, Hari raya Idul fitri 1 Syawal 1437 Hijriah bertepatan dengan hari rabu tanggal 6 juli 2016. Maka marilah kita melupakan sejenak bagaimana kisah suasana mudik di Indonesia yang begitu horor terutama di daerah pulau jawa,marilah kita melupakan sejenak bagaimana cerita pilu keluarga pemudik yang sampai meninggal dunia karna kendaraanya terjebak macet, kita lupakan kontroversi takbir keliling saat malam lebaran di Indonesia. Mari semua kita merasakan bagaimana suasana haru birunya lebaran di negeri jepang.

Sejujurnya buat saya, lebaran kali ini merupakan kali ketiga selama berada di negeri jepang. Status sebagai peserta magang mengantarkan saya bisa berlebaran di negeri yang jauh dari kampung halaman.

dokpri
dokpri
Dibandingkan dengan lebaran tahun tahun sebelumnya, maka lebaran kali ini mungkin merupakan lebaran tahun terakhir di Jepang karna bulan depan atau bulan Agustus, saya sudah kembali ke Indonesia karna kontrak saya selama 3 tahun sudah habis. Entah saat sudah berada di Indonesia, apakah saya bisa kembali lebaran di Jepang atau tidak, saya pun tidak tahu.

Seperti tahun tahun kemarin, shalat ied di pusatkan di Sekolah Republik Indonesia Tokyo atau SRIT atau bisa juga di sebut dengan Balai Indonesia sekitar 45 menit jalan kaki dari KBRI Tokyo, lebaran di SRIT terasa ramai sekali karna malamnya ada bazaar yang menjual aneka macam masakan indonesia seperti bakso, mie ayam, soto dan makanan khas indonesia lainnya. 

Di tempat ini, malam lebarannya sudah ramai didatangi oleh orang Indonesia baik yang berstatus sebagai pekerja, mahasiswa atau pun orang Indonesia yang sudah menetap lama di Jepang. Istilahnya tempat ini bisa di katakan sebagai miniatur Indonesia karna hampir 99 persen yang meramaikan adalah adalah orang kita orang Indonesia.

dokpri
dokpri
Akan tetapi sayang sekali karena saya berangkat pagi, jadi kemeriahan bazaar di waktu malam lebaran di Balai Indonesia ini tidak sempat saya nikmati. Saya jadinya tidak bisa makan bakso tapi tak apa apalah toh juga di KBRI habis shalat ied, ada open house yang diadakan oleh pihak kedutaan di mana di situ ada di kasih makanan khas indonesia dan itu gratis...he he he...

Dan nantinya selama pelaksanaan shalat ied ini, untuk mengantisipasi membludaknya jumlah jamaah shalat ied,maka panitia membagi pelaksanaan shalat ied menjadi 2 gelombang yaitu gelombang 1 yang dimulai dari jam 7 setelah itu gelombang 2 yang dimulai sekitar pukul 8.

Maka biar saya dapatnya gelombang 1, pagi pagi sekali sekitar jam 5, saya beserta 2 orang teman sudah bersiap siap berangkat ke SRIT, tempat pelaksanaan shalat ied. 

Sampai lokasi ternyata sudah banyak sekali orang Indonesia yang sudah datang, ada sekitar satu jam perjalanan dari tempat tinggal saya menuju lokasi karna saat sampai sekilas saya lihat jam, sudah jam 6. 

Itupun di sana sudah mulai ramai. Bagian dalam lokasi sudah penuh, panitia pun menyulap tempat bazaar sebagai tempat shalat ied karna memang tempatnya tidak memugkinkan untuk menampung seluruh jamaaj shalat ied karna saking banyaknya orang indonesia yang akan shalat ied di SRIT.

dokpri
dokpri
Akhirnya ada sekitar 45 menit lamanya dimulai dari jam 7. selesai jam 7.45 gelombang 1 pun usai dilanjutkan dengan gelombang yang ke 2. Maka kita yang gelombang 1 pun dipersilahkan untuk meninggalkan arena shalat karena sebentar lagi gelombang ke 2 akan segera di mulai.
dokpdi
dokpdi
Dan panitia pun menghimbau bagi yang sudah selesai gelombang 1 untuk keluar secara tertib dan langsung menuju KBRI yang jaraknya sekitar 45 menit jalan kaki. Yesss,,,ini yang ditunggu oleh para jamaah shalat ied termasuk saya sendiri karna di KBRI ada open house dan disediakan makanan khas indonesia. Sampai sana kita di suruh antri berbaris biar kelihatan tertib.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Setelah mendapatkan makanan yang berupa lontong ayam gulai, sedikit kerupuk dan satu biji buah pisang dan segelas air mineral, kami pun mencari tempat makan yang memang disediakan oleh panitia. 

Di lokasi itu, terasa sekali kita di indonesia walaupun bahasanya ada yang memakai bahasa daerah tapi tidak mengurangi keakraban kita sebagai satu anak bangsa yang tinggal jauh dari kampung halaman.

dokpri
dokpri
Setelah selesai makan,saya pun mencari satu sosok yang merupakan nomor satu di KBRI, yaitu Pak Dubes RI untuk Jepang, Pak Yusron Ihza Mahendra, tapi setelah saya tanyakan pada salah satu panitianya, beliau tidak ada mungkin pulang kampung pikirku. Sia sialah foto bareng..he..he.he...tapi tidak apa apalah yang penting dapat makanan gratis plus bertemu dengan teman teman satu bangsa di KBRI, itu sudah buat saya senang.

Selesai sudah perjalanan bulan ramadhanku plus lebaran di negeri sakura. Terima kasih kepada teman teman para staf yang rela melayani para jamaah shalat ied di balai indonesia, para stafnya begitu kompak dan cekatan, tanpa pamrih dalam mengatur jamaah shalat ied yang begitu banyak.

Juga para panitia yang membuat masakan, melayani para jamaah saat mengambil makanannya, dan menyediakan tempat makan buat para jamaah orang Indonesia serta menertibkan para jamaah yang makan biar kelihatan rapi..terima kasih banyak buat panitia panitianya,baik panitia shalat ied maupun panitia open house di KBRI.

dokpri
dokpri
Akhirnya melalui tulisan ini,merupakan kesempatan saya untuk minta maaf buat para Kompasianer atau pun siapa saja yang membaca tulisan ini, jika saat memposting sebuah tulisan saya ada kesalahan kata yang menyinggung rekan rekan Kompasianer sekalian, saya minta maaf dan rekan rekan pun sudah saya maafkan. 

Marilah kita memulai hari ini dengan seulas senyum, bergandengan tangan, energi positif yang akan mengubah pribadi kita menjadi pribadi yang berkualitas, sebentuk kasih sayang, seindah pelangi yang akan memenuhi rongga kehidupan.

Selamat hari raya idul fitri 1 syawal 1437 H

Minal Aidin Wal Faizin,mohon maaf lahir dan batin

Ganbatte Kudasai

Chiba,6 juli 2016

HABIBI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun