Mohon tunggu...
Ganang Agung Kusuma
Ganang Agung Kusuma Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai

Keren

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan

2 Agustus 2023   00:26 Diperbarui: 2 Agustus 2023   00:29 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa telah ada sejak zaman Majapahit. Perumusan tersebut dilakukan oleh Mpu Tantular yang pada awalnya dibuat untuk mengatasi berbagai perbedaan yang terjadi dalam masyarakat. Kemudian hal tersebut menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk menjadikannya semboyan negara. Makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinna-Ika-Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Meskipun secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia.

Keempat konsesus negara Indonesia tersebut menjadi suatu dasar bagi bangsa Indonesia untuk menjalankan setiap kegiatan berbangsa dan bernegara.

Setelah mengetahui berbagai wawasan kebangsaan yang terdapat dalam Negara Indonesia, kita juga harus senantiasa mengembangkan nilai dasar bela negara. Berdasar UU No 23 tahun 2019 terdapat nilai dasar bela negara meliputi cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan  negara, dan kemampuan awal bela negara. Nilai nilai dasar bela negara ini perlu dilaksanakan oleh semua masyarakat. Contoh indikator cinta tanah air yaitu menjaga nama baik bangsa dan bangga terhadap produk bangsa Indonesia. Contoh Indikator Kesadaran berbangsa dan bernegara yaitu ikut dalam pemeilihan umum dan menjaga kedaulatan bangsa dan negara. Contoh indikator setia pada Pancasila sebagai ideologi negara yaitu paham nilai pancasila dan senantiasa mengembangkan nilai pancasila. contoh indikator rela berkorban untuk bangsa dan negara adalah bersedia mengorbankan jiwa dan pikiran demi kemajuan bangsa dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan di masyarakat. Contoh indikator kemampuan awal bela negara yaitu menjaga kesehatan jiwa dan raganya.

Isu Kontemporer

Dalam setiap perubahan lingkungan yang terjadi, seseorang harus selalu siap untuk merespon dengan menunjukan kemampuan untuk berpikir kritis. Apalagi sebagai ASN harus selalu melaksanakan kebijakan publik sesuai perundangan, memberikan pelayanan yang berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan negara Indonesia. Dalam perubahan linkungan ini terbagi menjadi lima level yaitu individu, keluarga, masyarakat level lokal/regional, masyarakat level nasional, dan masyarakat dunia.

Isu kontemporer ini adalah suatu persoalan yang terjadi pada masa sekarang dan menjadi permasalahan yang sedang terjadi. Beberapa contoh isu kontemporer yang terjadi pada bangsa Indonesia adalah korupsi, narkoba, terorisme, pencucian uang, dan proxy war. Dari beberapa kasus tersebut kita sebagai warga negara harus menjaga diri untuk tidak terjerumus dalam kasus tersebut. Kita harus membekali diri kita masing-masing agar terjaga dan terjauhkan dari isu kontemporer tersebut.

Dalam isu kontemporer ini secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu isu saat ini, isu berkembang, dan isu potensial. Isu saat ini adalah isu yang sedang terjadi dan menjadi perhatian dan sorotan publik untuk segera ditangani. Isu berkembang adalah isu yang perlahan masuk dan menyebar dalam publik. Isu potensial adalah isu yang belum terlihat dalam publik namun sedikit terindikasi dalam beberapa intrumen.

Untuk menangani isu-isu tersebut terdapat beberapa teknik analisis isu yaitu teknik tapisan isu dan teknik analisis isu. Teknik tapisan isu dilakukan untuk memhami dengan berpikir secara konseptual alternatif jalan keluar pemecahan isu. Kemampuan bersikap kritis dengan alat bantu penetapan kriteria kuaitas isu yaitu aktual, kekhalayakan, problematik, dan kelayakan. Sedangkan untuk teknik analisis isu dilakukan dengan alat bantu mind mapping, fishbone diagram, dan analisis SWOT. Mind mapping adalah teknik untuk menggunakan visual dan grafis dalam menyusun kegiatan. Fishbone pendekatan berupa diagram yang meletakan isu dalam cabang terkait. Sedangkan analisis swot adalah metode analisis untuk menggali beberapa aspek internal dan eksternal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun