Jadi ga puas gitu. Mana episode yang sama diulang-ulang terus lagi.
4. Sinetron
Nah, ini! Banyak yang bilang kualitas sinetron itu jelek. Ceritanya ga natural untuk ukuran sinetron yang umumnya bertema kehidupan sehari-hari. Kalau dulu tema sinetron itu cinta dalam kehidupan sehari-hari antara orang-orang dewasa dengan segala konfliknya, sekarang, sinetron mengambil tema percintaan anak-anak SMP! (Atau malah SD? Ntahlah, jarang nonton). Hasilnya adalah, banyak anak-anak SMP dah pasang status galau-galauan karena dicuekin gebetan, saingan dengan temannya, dll.
Dari sisi karakter, yang sering muncul adalah karakter utama seolah-olah malaikat yang sempurna, yang tidak pernah marah atau dendam walaupun selalu mendapatkan perlakuan tidak adil akibat peran antagonis yang terkesan selalu marah-marah, dan rela melakukan apapun demi membuat hidup si pemeran utama sengsara. Sampai pernah waktu ada orang Jepang bikin status di fac*book tentang pengalamannya bertemu orang-orang Indonesia yang ramah, teman orang Jepang tersebut (yang juga orang Jepang) berkomentar kira-kira seperti ini "Wah, orang Indonesia ramah, ya. Padahal kalau di sinetron kesannya selalu marah-marah terus". Nah, lho! Makanya bikin sinetron yang bikin image orang Indonesia jadi bagus kek.
Lalu dari sisi tata rias, banyak yang berkesan tidak natural. Anak-anak sekolah dengan seragam rok pendek, bermake-up seolah mereka adalah model yang berjalan di catwalk dan bukan di koridor sekolah. Karakter orang miskin juga, bikin make up-nya yang natural aja lah. Karakter orang kaya selalu dengan penampilan mau kondangan, padahal di rumah sendiri. Sampai-sampai, aku pernah liat iklan sinetron yang mengambil adegan operasi di rumah sakit, dan aku menyadari bahwa si pasien pakai maskara! Sempet-sempetnya ya waktu harus akting terbaring lemah gitu memulas maskara.
Apalagi, sinetron tu ada kecenderungan memunculkan orang yang sedang terkenal buat jadi cameo. Bukan terkenal karena pinter akting atau apa. Terkenal karena dia melakukan sesuatu, atau menciptakan sesuatu, terus diajak main sinetron deh. Kan dari segi akting, jadi kurang memuaskan juga.
Ah, kalau ngomongin sinetron terus, bisa-bisa kepanjangan nih.
5. Acara musik
Ini harusnya acara yang bisa diharapkan bisa menyenangkan untuk ditonton. Kalau dulu biasanya acara musik itu cuma ada satu atau dua VJ, lalu sisanya adalah video musik. Tapi, sekarang, biasanya acaranya dengan banyak pembawa acara atau MC, sebagian MC berlatar komedian, beberapa penyanyi sebagai bintang tamu, yang akan perform lagunya masing-masing (kayanya seringnya lip sync, katanya), dengan beberapa penonton yang ikut menari-nari dengan gerakan yang sama untuk setiap lagu. Kesannya capek gitu. Mana MC-nya sukanya saling berebut untuk bisa ngomong. Makanya MC tu satu aja napa sih.
6. Acara kuis
Ini ga begitu banyak sebenernya. Ada yang penuh dengan peserta, ada yang mempertarungkan pengetahuan umum dua keluarga. Kalau yang terakhir ini sebenarnya bagus, tapi aku sering ga suka dengan gaya pembawa acaranya yang suka membawa kekurangan fisik peserta sebagai bahan candaan. Kesannya candaan yang ga bermutu gitu.