Mohon tunggu...
Thathit Puspaning Gegana
Thathit Puspaning Gegana Mohon Tunggu... lainnya -

Anak biasa yang sedang mengejar mimpi menjadi pribadi yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kata Depan dan Imbuhan - "Ke" dan "Di"

9 Oktober 2014   20:20 Diperbarui: 4 April 2017   17:49 26725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepemikiran saya mengenai penyebab kekacauan penulisan ini, adalah booming hp yang bisa sms (short message service, alah, dah pada tahu semua kan?)

Waktu itu untuk bisa berkomunikasi dengan murah, dipilihlah sms. Namanya juga "short message", jadi apa-apa disingkat, deh. Biarpun sekarang sms murah, tapi dengan alasan menyingkat waktu, hampir semua orang menyingkat kata saat menulis sms atau menulis di situasi yang tidak formal  seperti chatting, status FB, nge-tweet, dsb.

Penyingkatannya bisa berupa penghilangan huruf vokal, ditambah penghilangan beberapa huruf konsonan, menggantikan bagian kata yang berbunyi mirip dengan angka, dll. Yang penting lawan bicara bisa menerka apa huruf yang hilang itu, dan bagaimana bunyi kalimat seutuhnya.

Nah, ada satu cara penyingkatan yang menurut saya membuat orang-orang bingung (atau tidak peduli) mengenai pemisahan dan penyatuan penulisan "ke" dan "di". Yaitu menghilangkan spasi pada "ke" dan "di" sebagai kata depan di sms.

Misalnya, waktu mau bertanya, "di mana?", saya sering menyingkatnya menjadi "dmn?", dan ada juga yang menyingkat menjadi "dmna?". Begitu pula dengan "ke mana?", disingkat menjadi "kmn?" atau "kmna?".

Lalu, kebiasaan penyingkatan ini terbawa terus sehingga saat mau menulis yang formal, skripsi misalnya, banyak yang bingung (atau tidak peduli) untuk membedakan "ke" dan "di" kata depan serta "ke" dan "di" imbuhan.

Terus, solusinya bagaimana?

Nah, itu dia. Karena menurut saya ini masalah apakah seseorang peduli atau tidak untuk menggunakan tata bahasa yang baik dan benar, jadi memang harus dimulai dengan kesadaran masing-masing. Harus lebih cermat dan kritis pada tulisan sendiri dan orang lain.

Kalau tidak yakin mana yang benar dan mana yang salah, kan ada mbah google, atau KBBI online.

Saya sempat agak ragu dengan penulisan "ke mana" dan "kemana" saking banyaknya orang yang menulis "kemana". Bahkan ada teman saya yang berpendapat kalau penulisan "kemana" sudah benar karena merupakan kata tanya. Setelah saya coba cek di KBBI online, tidak ada kata "kemana", dan lebih banyak teman-teman yang mengatakan kalau penulisan "ke mana" lah yang benar karena "ke" adalah kata depan, yakinlah saya kalau "ke mana" yang benar.

Itu salah satu alasan saya menulis lagi tentang "di" ditambah "ke" ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun