IKA SKMA adalah organisasi alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas yang beranggotakan para lulusan sekolah/pendidikan yang dibiayai oleh kementerian terkait kehutanan dari masa ke masa.
Ketua Pengurus Daerah yang ada 34 prop. Dengan 100 pengurus cabang. Â Anggota yang terdaftar 9615 orang dari Aceh sampai Papua. Berbagai kegiatan dilakukan termasuk kegiatan sosial dan selalu peduli lingkungan.
Tanggal 29 Oktober 2022 ini adalah ulang tahun Ika Skma yang ke 67. Korps Taruna adalah nama pertama tahun 1955 lalu berkembang dan diberi nama kini IKA SKMA.Â
Ika Skma bertekad akan berkiprah nyata. Penguatan organisasi diantaranya, visi misi, koordinasi pengurus pusat dan daerah, dan program kerja di berbagai sektor di daerah bagaimana disesuaikan dengan kegiatan provinsi dan program Gubernur. Seperti di Sumsel disinkronkan dengan program penguatan ketahanan pangan.Â
Gerakan menanam pohon MPTS-Multi Purpose Tree Species adalah bagian dari kemandirian pangan dari konsumsi buah. Isu strategis dibahas dal rakernas ini. Yang tak kalah penting adalah mengendakan Munas Ika Skma di Samarinda tahun depan.
Berbagai agenda digelar dalam rakernas diantaranya dua kali rapat pra rakernas dan talk show bertema pemanfaatan limbah dengan perusahaan.
Alumni SKMA berkarir di berbagai bidang bahkan ada yang berkarir di politik. Namun jika dibelah dadanya, dipastikan yang ada adalah gambar pohon. DNA Ika Skma adalah jiwa korsa dan kekeluargaan.
Di akhir laporannya Ketum Ika Skma-Dr. Abdul Kodir meminta Gubernur Sumsel untuk membuka acara dan  memberikan arahan.
Gubernur Sumsel-Bapak Haji Herman Deru memberi salam hormat kepada Pembina Ika Skma Dr. IB Putera Pratama, Dr. Wiratno yang hadir dalam acara ini. Ketua asosiasi APHI-Pak Iwan Setiawan, Senior vice presiden PT Pusri Bapak Mulyadi juga hadir. Seluruh Ketua Pengda dan anggotanya, dan yang pasti Ketua Panitia Rakernas-Sdr. Andi.Â
Pak Gubernur, atas nama warga Sumsel, berterima kasih telah menjadikan Sumsel sebagai tempat rakernas. Kehadiran para anggota tentunya menggerakkan ekonomi Sumsel mulai konsumsi pempek, hunian hotel dan yang lainnya.
Sumsel masih banyak hutan yang mana 1,4 juta hektar berawa gambut. Hampir tiap tahun hampir satu triliun rupiah uang negara dianggarkan untuk antisipasi penanganan sektor kehutanan dan lahan. Gubernur ingin kepada Ika Skma sebagai ahli kehutanan untuk memberikan solusi terhadap itu.Â
Pertama, beberapa tahun lalu kita dikomplain negara karena bencana asap dari kebakaran. Apa rekomendasi Ika skma agar tak ada asap tetapi kelestarian hutan tetap terjaga? Ditunggu itu kiranya, yang pertama.
Yang kedua, bagaimana flora fauna tetap hidup akan tetapi tidak mengganggu manusia? Agar warganya tidak dicaplok macan? Mungkinkah di Sumsel ada dibuatkan semacam taman safari, atau taman konservasi agar satwa terpelihara dan koleksi itu masih dapat disaksikan oleh anak cucu nanti?
Saat ini orang Sumsel jika mau lihat harimau sumatera harus ke Taman Safari, Gembira Loka, atau Ragunan. Padahal harimau Sumatera itu asalnya sumatera.
Ketiga, Sumsel telah berkomitmen untuk membiayai tenaga rimbawan sebagai penyuluh, polhut, atau jabatan lain. Namun mengingat luasan kawasan hutan Sumsel yang begitu luas, maka perlu solusi lain. Contoh, TNKS yang luasnya ribuan hektar Polhutnya hanya 6 (enam) enam orang. Â Bagaimana pengadaan tenaga itu menjadi perhatian bersama.
Harapan pak Gubernur tersebut diakhiri dengan pemukulan gong sebagai pertanda bahwa Rakernas Ika Skma dibuka. Foto bersama menjadi bagian ramah tamah pak Gubernur dengan semua peserta rapat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H