Universitas Bangun Nusantara Sukoharjo menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata alias KKN secara mendiri pada periode 16 Agustus hingga tanggal 31 September. Saya Gama seorang mahasiswa teknik industri kelompok III yang ber-KKN mandiri di Jogobayan, Gayam pada tanggal 5 September bekerja sama dengan warga membersihkan area gudang desa.Â
Pelaksanaan kerja bakti ini menindak lanjuti kegiatan sebelumnya yaitu tongisasi desa, yaitu pengadaan tong warga jogobayan. Direncakan tong tersebut digunakan tiap rumah untuk membuang sampah, kemudian tiap 2-3 hari sekali diangkut oleh pihak yang bertanggung jawab ke TPU.
Lain cerita jika melihat kondisi lingkungan sekitar gudang. Luas kurang lebih 700 meter persegi  sekitar 35% merupakan bangunan gudang. Menyisakan ruang yang lapang disisi sebalah timur dan belakang gudang area tersebut mudah dijangkau karena berbatasan langsung dengan jalan umum.Â
Lahan kosong tersebut disalah gunakan oleh pihak tak bertanggung-jawab untuk membuang sampah, banyak ditemukan sampah plastik, bungkus minuman, dan berbagai sampah rumah tangga. Selama bertahun tahun tempat tersebut tidak dibersihkan hanya sesekali dibakar sehingga menumpuk hampir menyatu dengan tanah.Â
7.30WIB kentongan telah dipukul oleh Bapak RT pertanda warga "kakung" dan karang taruna untuk kumpul melaksanakan kegiatan. 20-30 warga hadir kerja bakti, beberapa diantaanya memindahkan barang dan membuat lebih rapi gudang. Lebih banyak lagi menebangi pohon dan alang alang kemudian dikumpulkan menjadi satu supaya mudah untuk dibakar. Bahkan karena banyaknya sampah kami terpaksa menebang beberapa pohon pisang yang tumbuh di samping gudang.Â
Disaat yang lain sedang mengorek sampah beberapa dari kami menyimpan dan menata isi gudang. Seperti tiang umbul umbul dan bendera yang telah digunakan untuk acara 17an. Terdapat 75 batang terdiri dari 15 tiap bendera besi dan 60 bambu, dikumpulkan diatas dinding supaya tidak terkena air.
Sebelum selesai Pak RT memberikan treatmen berupa makan siang, untuk menambah asupan tenaga. Walaupun sajian berupa lauk sederhana kami sangat menikmatinya.
Ada 4 titik pembakaran dan nyalanya api terebut diawasi supaya tidak merembet kesekitar area. Namun seiring berjalnannya waktu  api tersebut padam hanya muncul asap putih yg pekat, hal itu terjadi karena sampah masih banyak yang lembab. Hingga sore titik tersebut masih mengeluarkan asap putih. Diharapkan sampah habis terbakar kemudian dapat dialih fungsi lahan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H