Foto-foto yang diambil dengan menggunakan Peek Retina memungkinkan pengguna melihat ke dalam mata untuk mengidentifikasi masalah yang mengarah ke diagnosis, melakukan diagnosis cepat untuk segera memulai perawatan, dan mencegah kecacatan mata dan kebutaan akibat keterlambatan diagnosis dan terapi.
(dr. Gamal Albinsaid).
Peluang dan masalah adalah stimulus kuat lahirnya ide -- ide besar. Dalam hal ini, kemampuan kita membangun kesadaran atas masalah-masalah yang ada adalah penting. Peluang dan masalah itu menghantarkan kita untuk terus berpikir melahirkan gagasan-gagasan yang inovatif. Tapi ide itu murah, merealisasikannya yang mahal. Oleh karena itu, ide yang besar harus diikuti oleh kerja -- kerja yang sistematis, terarah, terencana, dan mantap dalam implementasi.Â
Berapa banyak diantara kita punya ide cemerlang, tapi tidak kita realisasikan, lalu melihat orang lain merealisasikannya dan membesarkan mereka. Akhirnya, kita berakhir tragis di kamar dengan tumpukan ide kita yang tidak terealisasi. Kawan, orang bisa mencuri ide kita, tapi tidak akan ada yang bisa mencuri passion kita.Â
Orang bisa mencuri ide kita, tapi tidak ada yang bisa mencuri eksekusi kita. Peluang dan masalah adalah pintu awal lahirnya ide-ide besar yang mampu memaksa sejarah bertepuk tangan. Semua orang melihat masalah, tapi sedikit yang melihat peluang pada masalah yang ada. Dari orang - orang yang melihat peluang pada masalah, sangat sedikit yang bekera keras mewujudkannya dan membesarkan mereka.
- Membentuk Tim
- Saya selalu katakan kepada pemain-pemain start up yang baru untuk menghormati waktu mereka. Mereka harus lepas dari tugas -- tugas operasional dan masuk ke level yang lebih tinggi. Pada tahap awal bisnis mungkin kita mengerjakan semuanya seorang diri, lalu kita mulai punya sedikit staf yang membantu beberapa operasional, namun yang menjadi kunci penting adalah segeralah membangun tim yang solid dan kuat. Segerakan mungkin delegasikan seluruh urusan operasional dan aktivitas perusahaan atau organisasi Anda pada tim Anda. Anda harus segera naik ke level berikutnya, sehingga Anda punya waktu dan energi untuk berpikir soal sistem, membangun jejaring, menentukan parameter, arah gerak, mengevaluasi pencapaian perusahaan, membangun strategi dan arah ke depan, serta menyiapkan sumber daya untuk mencapai itu semua. Jadilah perwira tangguh yang mampu menggerakkan pasukan dalam stamina yang kuat untuk berperang melawan masalah yang ingin kita selesaikan.
Sehebat, sekuat, dan secerdas apa pun Anda, Anda akan kalah dengan mereka yang bergotong royong bersama timnya. Kalau Anda bekerja seorang diri, mungkin mimpi dan cita-cita itu akan tercapai 10 tahun, tapi dengan memiliki 10 orang anggta Tim mungkin Anda bisa mempercepat hingga hanya 1 tahun. Oleh karenanya, bagi saya asset yang paling besar bukan tanah, bangunan, atau properti dari usaha-usaha kita, tapi yang paling penting adalah people. Oleh karena itu kita perlu mengasah kemampuan people management kita supaya semakin kuat dan strategis. Successful innovation is not a single breakthrough, it is a team sport. You can invent alone, but you can't innovate alone. - Membangun Sistem
- Jika dulu kita hanya berpikir bahwa yang kita butuhkan adalah sumber daya untuk memulai dan inovasi untuk mengakselerasi. Namun, di era sekarang, dua hal yang menjadi kunci utama bagi perusahaan yang ingin tumbuh dan berkembang pesat adalah efisiensi dan produktivitas. Efisiensi dan produktivitas ini bisa dicapai melalui sistem yang kita bangun. Dengan  dua hal tersebut, ketika pendapatan kita mungkin turun karena satu dan lain hal, keuntungan tetap bisa meningkat. Bagaimana caranya? karena pengeluaran kita menurun dengan efisiensi yang kita lakukan. Produktivitas tim menjadi hal yang sangat penting dan fundamental.
Oleh karena itu, sistem yang kita bangun harus berorientasi meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam perusahaan kita. Jika anda baru memulai wirausaha sosial, mulailah dari hal yang sederhana. Pertama, tentukan metrik pengukuran atau parameter keberhasilan dalam wirausaha sosial Anda, lalu dorong pencapaian metrik tersebut melalui sistem reward dan punishmentyang ada di perusahaan. Jika sistem itu baik bisa memotivasi tim kita mencapai metrik perusahaan, namun jika metrik itu kurang baik bisa mengakibatkan demotivasi untuk mencapai metrik. Kita harus menyusun metrik itu sesuai dengan target perusahaan, namun juga mendengarkan masukan dari tim kita.
Hasil akhir dari sebuah sistem adalah sebuah budaya yang Anda bangun dalam perusahaan Anda. Budaya itu ditentukan oleh leadership style yang Anda pilih dan management system yang Anda gunakan. Bagi saya, kepemimpinan itu soal hubungan dan manajemen itu soal fungsi. Disini kita harus terus belajar dan mendengar.
Pada saat membangun sistem mencobalah untuk selalu berpikir continuous improvement,berorientasi jangka panjang, hingga sistem dan budaya yang kita susun di perusahaan kita mampu mengakar melampaui usia kita. Sebagai pemimpin, anda harus berdiri di belakang memastikan semua lini bekerja secara optimal melalui sistem yang kita susun. - Menciptakan Aktivitas Ekonomi
Terdapat banyak model bisnis dalam proses menghasilkan aktivitas ekonomi yang pada akhirnya mampu menjadi bahan bakar dalam menyelesaikan masalah atau memberikan social valuedi masyarakat, diantaranyanya cooperative, market linkage, service subsidization, organizational support. Wirausaha sosial bisa memilih dan mendorong model bisnis yang paling efektif dalam mengoptimalkan pencapaian misi sosial ini.
Bagi wirausaha komersial atau wirausaha konvensional, menghasilkan uang adalah misi utama dan tujuan akhir dari sebuah cerita atau usaha. Setelah itu, ia akan berpikir memperbesar perusahaannya, membangun perusahaan baru sebagai mesin penghasil uang baru. Tapi tidak dengan wirausaha sosial, uang hanyalah proses yang harus dia lalui untuk memastikan dia memiliki sumber daya yang cukup untuk menyelesaikan masalah yang ada.
- Mencapai Visi
- Orang-orang di perusahaan kita boleh berganti, pemimpin juga boleh berganti, tapi visi, cita-cita, dan nilai-nilai dari perusahaan kita harus terus mengakar. Dari pengalaman, saya melihat perusahaan-perusahaan yang berumur panjang, kebanyakan mereka dipimpin oleh pemimpin yang berpikir jauh ke depan, bukan 1 atau 2 tahun, apalagi pemimpin-pemimpin yang sekedar melepas dahaga finansial.
Saya selalu katakan kepada staf - staf di perusahaan saya, kita membangun inovasi ini bukan untuk tahun ini, bukan untuk tahun depan, tapi untuk 10 atau 20 tahun mendatang. Cita-cita kita harus melampaui uang kita, melampaui usia kita, melampaui kemampuan kita. Never limit your vision based on your current resources. Hold the vision, trust the process, the vision pulls you.
Secara sederhana mencapai visi ini dalam konteks kewirausahaan sosial harus mampu diterjemahkan pada pemberian nilai sosial kepada masyarakat. Secara praktis, nilai sosial ini harus mampu ditransformasi menjadi metrik yang dapat diukur. Sehingga pada akhirnya visi, nilai sosial, dan imetrik ini menjadi tujuan dari kewirausahaan sosial, begin with the end in mind.
You must be aware of the fantastic transformational power of social entrepreneurship. Unleashing the energies of people to transform the world in which they live, we call these people social entrepreneurship. Oleh karenanya, hakikat dari wirausaha sosial adalah keberadaan visi yang menjadikan kehidupan sesama menjadi lebih baik.
Oleh: dr. Gamal Albinsaid, M. Biomed. (CEO Indonesia Medika)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H