Mohon tunggu...
galih pratama
galih pratama Mohon Tunggu... -

Menyatulah dengan alam, coba selami cara alam bergerak dan bereaksi, sayangi Ia. Setelah itu baru namakan dirimu manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Satu Seni Tersembunyi Dibalik Sayap Kupu-Kupu

14 Oktober 2015   01:06 Diperbarui: 14 Oktober 2015   01:46 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lo tahu Pigura ? Atau bahasa kerennya Bingkai, lo pasti bakal ngira bingkai yang biasa dipake  buat membigkai foto selfie lo sama gebetan, bukan, itu sama sekali gak berharga. Yang mau gw bahas disini bingkai yang didalemnya dihias pake kupu-kupu. Remeh ? Ya mungkin hiasan dinding satu ini adalah hal yang biasa dan tak berharga. Namun dibalik sebuah karya yang dilihat sebelah mata, justru terdapat nilai seni dan estetika yang tinggi.

Bukan dinilai dari materi, melainkan dinilai dari apresiasi terhadap sebuah karya yang dihasilkan oleh seorang seniman atau pengrajin.

Dan kali ini gw bakal mengulas seorang pengrajin aksesoris serangga asal kampung Bakso, Wonogiri.

Ucup, sapaan akrabnya. Pria yang disebut2 mirip gitaris band lokal ini menggeluti profesi sebagai pengrajin serangga, diataranya kumbang dan kupu-kupu.

Lahir di Wonogiri 29 tahun yang lalu (entah bener apa enggak) sudah menggeluti profesi di dunia serangga lebih dari 12 tahun.

Mulai tahun 2007 Beni datang ke jakarta hanya berbekal belajar otodidak di penangkaran kupu-kupu di Papua. Makanya gak heran tampang Mas Beni ini lebih mirip orang timur ketimbang orang Jawa.

 

 

 

 

 

 

Berbekal dari ilmunya itu Mas Beni mulai membuat beberapa project aksesoris menggunakan media serangga seperti kumbang, kupu - kupu, dan jenis serangga lain.

Bisa gw bilang Mas Beni ini pengrajin yang dipercaya dan di spesialiskan oleh si empunya PT. ANUGRAH DAHLIA WANA Bapak Khotim Magfur untuk membuat beberapa bingkai dengan hiasan aneka jenis kupu-kupu didalamnya.

Frame kupu-kupu yang dibuat terdiri dari beraneka jenis kupu-kupu asli dari indonesia , dan juga beberapa kupu-kupu blasteran luar negeri. Antara lain bebeapa famili kupu-kupu jenis Papilionidae, Viridae, dan Satridae.

Beberapa jenis kupu-kupu yang beraneka warna tersebut dari tangannya bisa disulap menjadi sebuah hiasan yang menarik.

Teknik yang digunakan relatif sederhana, dari mulai membuka satu persatu kupu-kupu yang sudah diawetkan dari packingan yang memerlukan tingkat kesabaran tinggi, karena jenis serangga yang satu ini sangat sensitif, hingga menyiapkan bingkai yang akan digunakan untuk menata kupu-kupu tersebut dsn akhirnya menjadi sebuah karya yang bernilai estetika tinggi. Sori kalo bahasa gw agak baku, tapi yang jelas, omset yang dihasilkan dari nyusunin kupu - kupu ini terbilang lumayan, apabila order sedang ramai, biasanya bisa menyentuh angka kurang lebih 50 juta kotor perbulannya. Namun apabila order sepi, mungkin masalahnya terlalu banyak driver ketimbang penumpangnya.

Dari beberapa jenis kupu-kupu, yang paling banyak diminati customer adalah jenis Pavilio, dan jujur aja gw juga gak tau gimana bentuknya tu si Pavilio.

Target usaha ini untuk menengah keatas, jadi buat lo yang sarapan masih beli roti kacang ijo sama aqua gelas sangat tidak disarankan untuk membeli karya seni ini.

Mas Beni setiap minggunya  bisa menghasilkan kurang lebih 20 Frame berisi satu jenis kupu -kupu, dan kadang ada juga bebrapa jenis kupu kupu yang dia hias kedalam satu frame. Bingung ? Liat aja langsung beberapa hasil karyanya.

 

Pembeli yang paling banyak adalah reseler2 yang menggeluti profesi yang hampir dibilang sama di dunia serangga.

Buat lo yang mau tau langsung bagaimana pembuatan kerajinan ini bisa langsung search di mbah google dengan key word " Gitaris Sheila On 7" gw jamin disitu banyak foto-foto serta informasi doi.

 

Gak ketemu ?

Lo bisa follow sambil liat karya-karya di Instagramnya @beniucup. Lo bisa tanya-tanya lebih banyak informasi disana.

NB : tulisan gw diatas berdasarkan hasil ngobrol ngalor ngidul soal profesi doi sebagai pengrajin serangga, jadi informasi dalam tulisan diatas boleh dibilang sama persis sama tampangnya.

 

Sekian dan terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun