Mohon tunggu...
Georgius F
Georgius F Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Berlatih membuat artikel

Selanjutnya

Tutup

Film

Belajar Nilai Kanisian dari Tony Stark

26 Februari 2023   00:25 Diperbarui: 26 Februari 2023   01:13 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Apa itu nilai Kanisian

Sedikit pengenalan saja, Kanisian adalah sebutan untuk siswa-siswa yang bersekolah di SMA Kolese Kanisius Jakarta. Nilai Kanisian dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang diajarkan kepada kanisian. Nilai-nilai yang diajarkan kepada kanisian ada beberapa. Beberapa diantaranya yaitu : Magis (menjadi lebih baik dari waktu ke waktu), perservera (ketekunan dan pantang menyerah), 4C1L (compasssion, competence, conscience, commitment, dan leadership) perservera dan beberapa nilai lagi yang mungkin tidak akan disebut pada kesempatan kali ini.

Siapa itu Tony Stark

Mungkin bagi kita penggemar film-film MCU pasti sudah sangat akrab dengan Tony Stark atau yang lebih dikenal dengan Iron-man. Tokoh fiksional ini terkenal dengan kepintaran dan kekayaannya. Bagaimana tidak dia memiliki tiga gelar doktor, tidak hanya itu dia sudah meraih gelar dua gelar master pada usianya yang ke-19. Mungkin hal ini terdengar mustahil dan tidak masuk akal, namun tetap saja kita bisa sedikit belajar dari sikap-sikap yang ia punya dan tindakan yang ia lakukan.

Belajar nilai kanisian

Salah satu semangat/nilai kanisian adalah competence/kompetensi/kemampuan dalam hal ini kecerdasan. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi, kecerdasan (intelektual) yang ia miliki sangat baik. Tidak hanya dari gelar yang ia miliki tetapi juga kecerdasan ini sudah sampai pada tahap penerapan. Dalam film pertamanya Tony Stark berhasil selamat dari penculikan di Afghanistan. Berkat kecerdasannya ia mampu membuat baju besi yang mempunyai teknologi canggih hanya di sebuah gudang pada saat penculikannya.

Bukan nilai kanisian namanya jika hanya menerapkan satu nilai tanpa mengaitkan dengan nilai lainnya. Tidak puas hanya dengan baju besi pertamanya, ia juga mempunyai semangat magis (berkembang menjadi lebih baik) untuk terus menyempurnakan temuannya itu. Ia menyadari banyaknya kekurangan dari baju besi pertamanya dan ia membuat baju besi seri berikutnya dengan lebih baik. Pada baju besi keduanya ia membuat menjadi lebih mudah dalam bermanuver saat terbang. Kelemahan baju seri kedua tersebut adalah tidak bisa terbang tinggi di udara karena akan membeku. 

Ia mempunyai tujuan yang besar dan sadar bahwa ia tak sanggup untuk melakukannya sendiri. Maka dari itu ia juga memberikan hasil ciptannya kepada rekan-rekannya (Col. Rhodes dan Peter). Meski terkenal cuek, tetapi Tony tetap memiliki hati nurani dan kepedulian terhadap rekan-rekannya. Ia memikirkan keselamatan rekan-rekannya. Ia tidak ingin kegagalan yang ia rasakan juga dirasakan rekan-rekannya. Ia merasakan bagaimana rasanya diculik, maka ia memasangkan alat pelacak agar rekan-rekannya tidak hilang. Ia merasakan rasanya terjatuh dari ketinggian, maka ia memasangkan parasut agar rekan-rekannya bisa selamat dari ketinggian. Ia merasakan rasanya terdampar kedinginan, maka ia memasangkan penghangat.

Mungkin untuk semangat leadership masih kurang tercermin pada Tony Stark. Beberapa kali digambarkan dalam film, ia berseteru dengan anggota lainnya. Untungnya ada seorang pemimpin (Nick Fury) yang menyatukan mereka semua kembali. Namun arti dari leadership ini tidak hanya berarti memimpin orang lain, tetapi semangat leadership ini juga bisa diartikan sebagai memimpin diri sendiri. Ia juga menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Beberapa kali hasil karyanya membawa masalah, tetapi ia selalu bercoba bertanggung jawab dan menyelesaikan masalah yang ia buat. 

Terima kasih sudah membaca artikel opini ini. Mungkin dalam kesempatan berikutnya saya akan membahas tokoh-tokoh fiksi lainnya dan mencoba belajar sesuatu dari mereka. Mungkin awalnya disebut tokoh ini hanya konspirasi supremasi Amerika, tetapi tidak ada salahnya melihat sedikit sisi positif dari tokoh yang "terlalu hebat" ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun