Mohon tunggu...
Galuh Trianingsih Lazuardi
Galuh Trianingsih Lazuardi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Forza Lazio!\r\n\r\nhttp://galuhtrianingsihlazuardi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilukada DKI: "Cuma Gitu Aja Kok Repot!"

20 Agustus 2012   18:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:30 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_207783" align="alignleft" width="300" caption="sumber foto: www.biroevoice.com"][/caption] Bagi banyak orang, Lebaran biasanya diikuti dengan tradisi nyekar atau ziarah ke makam kerabat dari orang yang dikasihi atau dihormati. Makam KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur termasuk yang banyak diziarahi. Alkisah, dua warga Jakarta yang kebetulan mudik Lebaran ke Jombang menyempatkan ziarah ke makam Presiden RI keempat yang terkenal sebagai pendekar demokrasi, perdamaian dan keberagaman (pluralisme) ini. Usai memanjatkan doa, dalam perjalanan keluar komplek pesantren mereka berdua berbincang tentang Pemilukada DKI yang putaran keduanya berlangsung bulan depan. “Sekarang ini saya jadi bingung. Isu SARA bertebaran. Katanya, sebagai muslim kita wajib memilih pemimpin yang muslim juga...” “Iya. Saya juga bingung. Padahal, katanya memilih pemimpin itu harus melihat kapasitas dan integritasnya. Apa iya kita harus memilih pemimpin cuma berdasarkan agamanya? Andaikata saja Gus Dur masih hidup, apa yang akan dikatakan beliau ya kira-kira?” sahut temannya. Tiba-tiba terdengarlah suara, entah dari mana. “Mau berdasarkan agama ya boleh aja, kita kan negara merdeka. Kalo saya sih gampang aja. Yang muslim silakan coblos gambar Jokowi, yang non-muslim silakan coblos gambar Ahok. Cuma gitu aja kok repot!!!” (Catatan: Tentu saja ini cerita rekaan. Saya hanya menuliskan latar belakang kisah, idenya sendiri saya dengar dari “jokes” yang banyak beredar, entah siapa yang pertama menciptakan.)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun