Seperti yang kita ketahui bahwasanya pada era sekarang ini budaya K-pop sangatlah populer dalam ranah internasional, pengaruhnya pun cepat melekat ke berbagai kalangan dan tidak terkecuali pula masyarakat Indonesia.Â
Dalam hal yang berhubungan dengan Korea Selatan itu sendiri pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 2002, pada saat itu awal munculnya Drama Korea yang berjudul Endless Love. Drama tersebut dapat dibilang sukses menarik perhatian masyarakat Indonesia pada saat itu. Lalu disusul dengan genre K-Pop itu sendiri yang mulai populer juga di Indonesia pada tahun 2011.Â
Pada tahun 2015, munculnya ide strategi komunikasi pemasaran yang tidak biasa yaitu dengan menggunakan Brand Ambassador Aktor Korea Selatan yaitu Lee Min Ho dengan Brand perusahaan lokal Luwak White Koffie. Sebelumnya, Strategi Komunikasi Pemasaran adalah suatu cara pihak penjual ataupun perusahaan sebagai sarana informasi yang direfleksikan dengan efektif serta mempengaruhi target khalayak konsumen menjadi tertarik dan membeli produk yang perusahaan tawarkan.Â
Dengan kata lain, pada strategi komunikasi pemasaran terdapat adanya branding dari produk yang dijual sekaligus memperlihatkan citra dari perusahaan. Kegiatan ini juga merupakan usaha perusahaan dalam menjalin hubungan dengan calon konsumen maupun konsumen tetap. Maka dari itu Strategi Komunikasi Pemasaran yang dilakukan Luwak White Koffie dinilai sangat cerdas dan kreatif, mengingat pada saat itu Lee Min Ho sedang banyak digemari kaum wanita karena melejitnya drama yang diperankannya.Â
Lalu disusul dengan idol-idol kpop yang banyak mengisi banyak Brand Lokal Indonesia sebagai Brand Ambassador seperti BTS, Blackpink, Twice, dan masih banyak lainnya. Mengingat juga bahwasanya pada era saat ini media iklan sangatlah tidak terbatas dan tergolong mudah untuk diakses dari berbagai kalangan.Â
Dalam Media Sosial seperti Instagram dan tiktok dapat dikatakan menjadi dua pilihan yang tepat sebagai Media Sosial yang paling banyak digunakan, popular dan paling banyak dicari untuk mendapatkan informasi dari sebuah brand atau produk.
Disamping itu, Populasi fans kpop pun juga semakin cepat meningkat dengan seiring berjalannya waktu, salah satu faktornya adalah trend yang dibawa oleh idol kpop itu sendiri dinilai mudah mempengaruhi fansnya terkait visual mereka yang rupawan, lagu  mereka yang banyak digemari, serta outfit mereka yang membawa banyak inspirasi dalam dunia Fashion.Â
Pengenalan Brand Ambassador dalam suatu produk pada era sekarang ini dapat dikatakan lebih menjanjikan atau  efektif, seperti halnya beberapa produk makanan yang sekarang menyelipkan photo card dari idol k-pop, hal tersebut dinilai semakin menaikan minat konsumen untuk membelinya.Â
Hal ini juga memunculkan banyak spekulasi dari masyarakat seperti munculnya pertanyaan 'Apakah konsumen membeli produk karena betul-betul ingin memiliki produk atau hanya karena Brand Ambassador yang digunakan oleh Brand Perusahaan?' Â Hal ini yang juga menjadi pertentangan dari berbagai pihak yang dapat dikatakan tidak menyukai budaya Kpop.
Tentu dengan penjelasan diatas, terdapat adanya keterkaitan Cultural Studies atau dengan penguasaan budaya Kpop dalam dunia strategi komunikasi pemasaran yang sedang jadi perbincangan hangat dan diterapkan oleh brand lokal Indonesia.Â
Budaya dalam cultural studies juga membahas secara politis daripada secara estetis, disamping itu kajian culture studies bukannlah budaya yang hanya membahas pembelajaran sempit, melainkan budaya yang dipahami sebagai teks dan dapat ditemukan dalam praktek kehidupan sehari- hari.Â
Pembahasan Culture Studies terkait dengan budaya K-pop dapat dikatakan juga rumit, budaya Kpop itu sendiri mempunyai hubungan terhadap bidang politik di Korea Selatan atau dengan kata lain memiliki ikatan yang kuat juga dengan politik.Â
Adanya isu bahwasanya agensi yang bekerja sama dengan partai politik tertentu, hal tersebut dikatakan memiliki keuntungan yang besar jika idol agensi tersebut mempunyai popularitas yang sukses dan dapat serta menyuarakan aktivitas sosial di negara Korea Selatan tersebut.
Dari sini dapat kita lihat pengaruh budaya K-pop mempunyai peran positif dan negatif dari berbagai sisi. Hal positif yang bisa diambil adalah kita dapat ikut serta juga mempelajari dari budaya yang negara lain punya dan menjalin kerja sama yang sehat untuk saling menguntungkan.Â
Tetapi untuk hal negatifnya adalah banyaknya masyarakat yang juga lebih mencintai budaya kpop yang dimiliki korea selatan dibanding dengan apa yang Indonesia punya. Pada era sekarang ini kita diharapkan lebih tidak mudah menyimpulkan sesuatu ataupun terbawa arus laju perkembangan dunia yang makin canggih sekarang ini.Â
Dengan kata lain, Culture Studies dalam hal ini dapat membongkar atau mendamaikan pengetahuan serta menjaga keselarasan dengan pengetahuan yang tidak tersirat (budaya lokal) dan yang objektif (universal).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H