Rasulullah memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi sebagai berikut:
Tiga manusia dimuka bumi sebagai khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya. Karenanya sifat tersebut harus melandasi aktivitas manusia dalam pemanfaatan bumi dan langit serta segala isinya
Islam selalu mendorong kemajuan dibidang produksi. Menurut Yusuf Qhardawi, Islam membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan kepada penelitian, eksperimen da perhitungan. Akan tetapi islam tida membenarkan penuhan terhadap hasil karya ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya dari Al-Qur'an dan hadits.
Teknik produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan manusia. Nabi bersabda : "kalian lebih mengatahui urusan dunia kalian".
Dalam berinovasi da bereksperimen, pada prinsipnya agama islam meyukai kemudahan, menghindai mudharat dan memaksimalkan manfaat. Dalam islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena pasrah kepada keberuntungan atau kesialan, karena berdalih dengan ketetapan dan ketentuan Allah, atau karena tawakkal kepada-Nya.
Adapun kaida-kaidah dalam berproduksi antara lain adalah :
Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
Mencegah kerusakan dimuka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian dan ketersediaan sumber daya alam.
Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran.
Produksi dalam islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik.