Mohon tunggu...
Galuh Kurnia Sandi
Galuh Kurnia Sandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN Jember

KKN BTV 3 UNEJ : PROGRAM PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MASYARAKAT TERDAMPAK COVID 19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Unej: Pemberdayaan UMKM Pelaku Usaha Warung Mie Ayam Satlantas

1 September 2021   22:30 Diperbarui: 1 September 2021   22:57 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KKN BTV-3 UNEJ KELOMPOK 48 : PROFIL DESA, PERMASALAHAN, DAN PROGRAM KERJA KKN DI DESA KEBONSARI KABUPATEN JEMBER

Gambaran Singkat Profil Desa 

Desa kebonsari merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Desa merupakan bagian kelurahan yang berada di Kecamatan seperti halnya Desa Kebonsari yang merupakan sebuah kelurahan yang posisinya berada di kecamatan Sumbersari. Desa Kebonsari memiliki Luas wilayah kurang lebih sekitar 3,94 km2 dengan jarak dari wilayah Kebonsari ke Kota Jember yaitu berjarak 3 km dengan batas utara perbatasan dengan Kelurahan Sumbersarsari Kecamatan Sumbersari, di sebelah timur perbatasan dengan Kelurahan Karangrejo Kecamatan Sumbersari, sebelah Barat dan Selatan perbatasan dengan Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates. Desa Kebonsari memiliki empat dusun atau lingkungan yaitu Krajan, Sadengan, Sumberdandang, dan Sumberpakem. Berdasarkan data sensus penduduk di wilayah Kebonsari. Menurut Data Badan Pusat Statistik Jember berdasarkan tahun 2019 jumlah penduduk di Keluarahan Kebonsari sebanyak 9.803 jiwa penduduk dengan masing masing penduduk yaitu sebanyak 4.821 berjenis kelamin pria dan 4.982 berjenis kelamin perempuan. dan rata rata usia produktif penduduk Desa/Kelurahan Kebonsari berkisar 6.798 jiwa dengan usia rata rata 18 tahun sampai umur 56 tahun.

Sebagaian besar penduduk di wilayah Kebonsari Jember berprofesi sebagai pelaku usaha, dan karyawan kantor, terutama pelaku usaha bekerja dalam bidang kuliner, laundry, konveksi, toko kelontong, dan toko hewan.  Untuk pelaku usaha makanan dikembangkan oleh seorang pelaku usaha kuliner. Terkait pemasaran produk yang dimiliki oleh pelaku usaha pedagang makanan meliputi lokasi usaha yang dikarenakan memiliki daya tarik pengunjung untuk makan di tempat yang disediakan. Untuk sistem pemasaran  produk makanan yang dilakukan oleh pelaku usaha pedagang makanan terbilang belum memahami penggunaan aplikasi online sebagai sarana digital marketing.

Gambar 2 Mengidentifikasi Masalah Pemasaran Produk Yang Dihadapi Oleh Usaha UMKM di Era Masa Pandemi Covid 19 
Gambar 2 Mengidentifikasi Masalah Pemasaran Produk Yang Dihadapi Oleh Usaha UMKM di Era Masa Pandemi Covid 19 
Identifikasi Permasalahan

Dalam memahami sulitnya pemasaran di masa pandemi COVID 19 ini menjadikan usaha pemasaran menjadi penurunan omset penjualan bagi pelaku usaha kuliner, salah satunya yang menjadi faktor kurangnya sistem pemasaran produk makanan antara lain karena terbatasnya waktu penjualan dimana Satlantas yang kita ketahui sebagai tempat latihan SIM memberikan batas waktu penjualan kepada pelaku pasar dari waktu pagi hari hingga waktu menjelang sore hari. Yang kedua faktor penyebab menurunnya omset yaitu disertai kurangnya mengenal sistem E-Commerce seperti aplikasi Gojek, Shopee, dan lain lain sebagaimana aplikasi online juga berpengaruh terhadap peningkatan omset penjualan produk.

Namun yang lebih menjadi permasalahan adalah target sasaran sangat sulit memahami pengoperasian gadget untuk meningkatkan usaha penjualan produk yang dilakukan secara online. Selain itu target sasaran masih belum memiliki akun media sosial sebagaimana digunakan sebagai sarana pemasaran dan informasi mengenai produk yang dijual dan pengoperasian lokasi usaha serta menciptakan sarana contact person yang dapat menghubungkan antara penjual dan pembeli. Kurangnya minat terhadap pemasaran secara online penjadi faktor penyebab dari penurunan omset penjualan.

Di era serba modern ini kita dapat melakukan suatu aktivitas yang kita butuhkan sehari hari dengan memanfaatkan gadged sebagai sarana untuk mempermudah kehidupan aktivitas kita yang dibutuhkan sehari hari seperti pentingnya hanphone sebagai mempermudah akses yang dituju, seperti akses komunikasi jarak jauh, penjualan makanan secara online dan lain lain.  Dalam rangka mengenai kurangnya ketertarikan terhadap Gadget sebagai sarana pemasaran produk secara online. Saya akan memberikan sebuah bantuan kepada pelaku usaha kuliner di desa Kebonsari ini dalam rangka meningkatkan usaha pemasaran produk. Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan KKN BTV-3 ( Kuliah Kerja Nyata Back To Village ) mengajak pelaku usaha kuliner dengan menggunakan digital marketing dengan meningkatkan pemasaran dengan memanfaatkan marketplace atau media sosial sebagai sarana jual beli secara online.

Gambar 2 Mengidentifikasi Masalah Pemasaran Produk Yang Dihadapi Oleh Usaha UMKM di Era Masa Pandemi Covid 19 
Gambar 2 Mengidentifikasi Masalah Pemasaran Produk Yang Dihadapi Oleh Usaha UMKM di Era Masa Pandemi Covid 19 

Program Kerja KKN Back To Village

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata dilakukan dengan mengabdikan diri kepada masyarakat di wilayah Desa Kebonsari , Kecamatan Sumbersari , Kabupaten Jember pada hari pelaksanaannya yang diselenggarakan pada awal tanggal 11 Agustus 2021 sampai pada tanggal 09 September 2021. Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mampu melakukan pembimbingan dan pelatihan kepada pelaku usaha terdampak COVID 19 dengan memperkenalkan dan mengajarkan penggunaan media sosial sebagai bisnis kreatif penjualan produk secara online dengan memanfaatkan sebuah aplikasi yang dapat di download aplikasi store hanphone seperti GOJEK, Shopee, Facebook, Instagram sebagai pendukung usaha pemasaran produk yang ditujukan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah atau yang disingkat dengan UMKM yang berlokasi di Desa Kebosari , Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Pengajaran dan pelatihan gadget sebagai sarana untuk bertransaksi secara online dilakukan dengan memberikan pemahaman ilmu tekhnologi sebagai pengoperasian aplikasi gadget dalam mempromosikan produk yang akan dipasarkan. Dengan adanya pengajaran penggunaan tekhnologi berbasis usaha bisnis terhadap penggunaan gadget diharapkan mampu membuat pelaku UMKM membiasakan diri dalam memanfaatkan fitur fitur aplikasi penting yang dapat diatur sendiri sesuai dengan kebutuhan penjualan sendiri.

Pada kegiatan ini dimulai sejak adanya komunikasi antara saya dengan pemilik usaha produk, dan dengan adanya komunikasi ini saya dapat mampu membantu pemilik usaha dalam penyelesaian masalah terhadap penjualan produk selama pandemi COVID 19. Setelah adanya kesepakatan berkomunikasi dengan pemilik usaha , saya melakukan observasi sasaran dan menganalisa dari masalah dan dampak yang dialami oleh pelaku usaha / pemilik usaha. Kemudian kegiatan dilaksanakan dengan menata konsep kegiatan yang diperlukan sebagai solusi dalam memecahkan masalah usaha yang dihadapi oleh pelaku / pemilik usaha.



  


                                                                          

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun