Diabetes Tipe 1 Pada Anak Indonesia
Diabetes tergolong ke dalam penyakit kronik dimana kejadiannya selalu meningkat tidak hanya di Indonesia saja yang mengalami peningkatan namun juga dunia. Diabetes sendiri dapat terjadi padi siapapun termasuk juga anak -- anak. Salah satu tanda terjadinya diabetes pada tubuh seseorang ialah terjadinya peningkatan gula darah yang disebabkan adanya gangguan produksi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya. Diabetes sendiri dibagi menjadi empat golongan yakni DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain dan juga DM pada saat kehamilan.
Jenis diabetes yang sering terjadi pada anak adalah DM Tipe 1 hal ini terjadi karena adanya defisiensi insulin absolut akibat kerusakan yang terjadi pada sel pankreas oleh proses autoimun. Kesadaran adanya DM Tipe 1 pada anak masih rendah dengan terjadinya diagnosis dan pengobatan yang mengakibtakan prognosis semakin memburuk. Indonesia meningkat tujuh kali lipat selama 10 tahun, dari 3,88 per 100 juta penduduk pada tahun 2000 menjadi 28,19 per 100 juta penduduk pada tahun 2010. Prevalensi  penyakit DM Tipe 1 pada anak diperkirakan lebih tinggi disebabkan adanya underdiagnosis dan misdiagnosis. Oleh karena itu, kejadian DM Tipe 1 pada pediatrik dipengaruhi oleh adanya kesadaran masyarakat serta petugas kesehatan. Oleh karena itu pentingnya pencegahan yang diperlukan agar kasus kematian yang disebabkan oleh DM Tipe 1.
Tanda dan gejala yang dapat terjadi pada anak yang mengalami DM Tipe 1 hampir sama dengan pasien dewasa yang mengalami diabetes antara lain poliuria, nokturia, polifagia, polidipsia, penurunan berat badan, sensasi kesemutan, malaise, penyembuhan luka tertunda, penglihatan kabur, dan adanya perubahan perilaku. Hal -- hal yang dapat dilakukan dalam penatalaksanaan pada anak yang mengalami DM Tipe 1 yakni:
- Injeksi insulin
Insulin disesuaikan dengan usia anak, berat badan anak, durasi penyakit pada anak, target kontrol glikemik, gaya hidup anak, dan komorbiditas.
- Pemantauan glukosa darah
Pemantauan glukosa darah pada pasien anak DM Tipe 1 meliputi self monitoring glukosa darah (SMBG). Indonesian Pediatric Society (IPS) merekomendasikan self monitoring glukosa darah yakni 4-6 kali sehari saat yakni pagi hari setelah bangun tidur, sebelum makan, 1,5--2 jam setelah makan, dan juga saat malam hari. Self monitoring glukosa darah dapat dilakukan lebih sering sesuai kebutuhan.
- Nutrisi
Nutrisi yang cukup juga diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta untuk mencegah terjadinya komplikasi akut dan kronis. Oleh karena itu disarankan untuk mengkonsumsi gizi seimbang. Asupan kalori harian dapat dihitung berdasarkan berat badan ideal dan asupan kalori yang dianjurkan serta pasien dan keluarga harus dilakukan edukasi mengenai penyesuaikan dosis insulin berdasarkan konsumsi karbohidrat untuk meningkatkan kontrol glikemik dan kualitas hidup
- Aktivitas fisik
Aktivitas fisik memiliki manfaat selain meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi kebutuhan insulin, aktivitas fisik sanagt berguna bagi harga diri anak, kapasitas jantung, dan pencegahan terjadinya komplikasi akut atau kronis.
- Pendidikan Kesehatan
Tahap pertama dalam melakukan edukasi kesehatan yakni pada saat pasien pertama kali didiagnosis atau selama perawatan rawat inap edukasi yang diberikan berupa pengetahuan dasar tentang DM Tipe 1, pengaturan nutrisi, penggunaan insulin, dan pertolongan pertama pada komplikasi akut. Tahap kedua dilakukan di klinik rawat jalan.
Sumber :
Pulungan, A. B., Fadiana, G., & Annisa, D. (2021). Type 1 diabetes mellitus in children: experience in Indonesia. 30(1), 4--11.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H