Mohon tunggu...
galuh cahayaa
galuh cahayaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Rekayasa Nanoteknologi Universitas Airlangga

Memiliki minat dalam penelitian

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Tren Terbaru dalam Nanoteknologi : Inovasi yang Mengubah Dunia

28 Desember 2024   22:30 Diperbarui: 28 Desember 2024   22:36 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Nanoteknologi (Sumber : Tirto.id)

Nanoteknologi dalam bidang pangan dapat meningkatkan keamanan dan kualitas makanan melalui pengembangan kemasan pintar yang dapat mendeteksi kontaminasi atau memperpanjang umur simpan. Selain itu, nanoteknologi juga digunakan dalam pembungkusan bahan makanan untuk melindungi dari kerusakan dan oksidasi, serta dalam pembentukan bahan gizi untuk meningkatkan ketersediaan nutrisi dan efektivitas pengolahan makanan.

            Nanoteknologi juga telah diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti pada produk perawatan pribadi, di mana tabir surya berbasis nano dapat memberikan perlindungan lebih baik terhadap sinar UV dengan partikel yang lebih kecil dan lebih efektif. Dalam industri pakaian, nanoteknologi digunakan untuk membuat bahan yang lebih tahan air dan anti noda, memberikan kenyamanan lebih pada pemakainya. Selain itu, perangkat elektronik seperti smartphone dan laptop juga memanfaatkan komponen berbasis nano untuk meningkatkan kinerja, efisiensi energi, dan ketahanan perangkat. Nanoteknologi juga hadir dalam produk rumah tangga, seperti pembersih udara dan pelapis anti bakteri pada permukaan berbagai alat, yang membantu menjaga kebersihan dan kesehatan.

Perkembangan nanoteknologi telah mencapai kemajuan pesat di berbagai negara di seluruh dunia, dengan masing-masing negara fokus pada aplikasi yang relevan dengan kebutuhan dan prioritas mereka. Di Amerika Serikat, nanoteknologi didorong oleh inisiatif besar seperti National Nanotechnology Initiative (NNI), yang mendanai berbagai penelitian di bidang kesehatan, energi, dan material. Negara ini telah mengembangkan nanomaterial untuk baterai lebih efisien, terapi pengobatan berbasis nanoteknologi untuk kanker, serta inovasi dalam nanopartikel untuk pencitraan medis. Di sisi lain, China telah menjadi salah satu pemimpin dalam penelitian nanoteknologi, dengan fokus pada energi terbarukan dan material nano untuk penyimpanan energi. Selain itu, China juga menciptakan nanopartikel untuk terapi kanker dan mengembangkan teknologi pengolahan air menggunakan nanomaterial untuk mengatasi polusi.

Jepang dan Korea Selatan juga berperan besar dalam kemajuan nanoteknologi, dengan Jepang mengembangkan semikonduktor berbasis nano dan obat kanker berbasis nanopartikel, serta Korea Selatan yang fokus pada baterai nano untuk kendaraan listrik dan material elektronik berbasis nano. Sementara itu, Uni Eropa mendanai berbagai proyek nanoteknologi melalui Horizon 2020, dengan fokus pada material ringan untuk industri otomotif, biosensor untuk deteksi penyakit, dan terapi gen berbasis nano. India juga tidak ketinggalan, dengan penelitian di bidang pertanian, seperti pestisida nano yang ramah lingkungan, serta pengembangan nanomedicine untuk pengobatan penyakit serius. Dengan beragam inovasi tersebut, nanoteknologi terus berkembang sebagai teknologi yang sangat menjanjikan di masa depan di berbagai sektor.

Namun, dalam perkembangannya, nanoteknologi juga menghadapi berbagai tantangan. Biaya yang tinggi, kurangnya tenaga profesional dalam proses pengembangannya sehingga banyak menyebabkan kendala teknis, dan regulasi standar keamanan yang masih berkembang, menjadi penyebab utama belum meratanya perkembangan nanoteknologi.

Solusi utama yang bisa dilakukan oleh banyak orang adalah dengan mengenalkan nanoteknologi ke masyarakat luas, dengan begitu nanoteknologi akan semakin dikenal dimana hal itu juga bisa menambah tenaga professional dalam pengembangannya. Penelitian juga harus diarahkan untuk mengembangkan metode produksi nanomaterial yang lebih efisien dan terjangkau. Penggunaan teknik baru dalam nanofabrikasi dan penggunaan bahan baku yang lebih murah dapat membantu menurunkan biaya dan mempercepat adopsi nanoteknologi di berbagai sektor. Penelitian dan pengembangan harus terus dilakukan karena dampaknya pada lingkungan akan bergantung pada bagaimana teknologi ini diterapkan. Dari semua solusi tersebut, kolaborasi sangat diperlukan, baik ilmuwan, peneliti, masyarakat, maupun pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun