Dalam bahasa Indonesia tidak adanya perbedaan nomina yang terikat dengan gender, tapi pada beberapa negara masalah gender dalam bahasa sering kali menjadi perdebatan. Gender dalam sebuah bahasa membuat adanya perbedaan penggunaan kata pada laki-laki dan perempuan. Hal ini sering terjadi pada beberapa negara di benua eropa seperti Spanyol, Perancis dan Jerman dengan adanya dua bahasa gender yaitu feminin dan maskulin.
Contoh penggunaan nomina bergender feminin dan maskulin:
1. Akhiran dengan -Â (masculin singulier)
Ini adalah akhiran untuk maskulin tunggal. Contoh: travaill
2. Akhiran dengan -e (fminin singulier)
Ini adalah akhiran untuk feminin tunggal. Contoh: adore
Contoh-contoh diatas adalah penggunaan nomina bergender dari Bahasa Perancis. Contoh tersebut menjadi gambaran dari permasalahan yang sering dialami orang-orang dalam mempelajari bahasa, yaitu penggunaan nomina gender yang dinilai sedikit membuat rumit, dan kadang kala  menyebabkan ketidakseimbangan gender. Ini membuktikan kembali bahwa sejatinya bahasa Indonesia adalah bahasa yang memudahkan orang yang mempelajarinya, keunggulan bahasa Indonesia yang tidak begitu terikat dengan gender harus kita syukuri dan justru membuat minat kita dalam mempelajari bahasa Indonesia semakin tinggi.
4. Pelafalan Bahasa Indonesia Konsisten
Pelafalan merupakan tata cara dalam pengucapan sebuah kata pada suatu bahasa. Tiap bahasa memiliki pelafalan yang berbeda, tergantung kepada kata dan huruf yang digunakan. Banyak bahasa yang pelafalannya tidak konsisten dan bahasa Indonesia tergolong bahasa yang memiliki pelafalan konsisten dibandingkan dengan pelafalan bahasa Inggris dan bahasa lainnya yang setiap hurufnya memiliki pelafalan berbeda.
Berikut tabel contoh perbandingan pelafalan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris: