Mengutip liputan6.com, utas "KKN Di Desa Penari" menjadi trending topic di Twitter dan hangat diperbincangkan oleh netizen Indonesia. Bahkan sejumlah media nasional turut berlomba-lomba menelusuri di mana lokasi sebenarnya Desa Penari tersebut.
2. Antusiasme dan Rasa Keingintahuan
Rasa ingin tahu masyarakat akan bentuk visual dari utas horor KKN di Desa Penari menjadi faktor yang mendorong kesuksesan film ini. Meski sempat ada penundaan jadwal rilis selama 2 tahun hal tersebut tak menyurutkan antuasiasme masyarakat Indonesia untuk berbondong-bondong menonton versi filmnya.
Meski banyak yang mengira minat masyarakat terhadap film ini sempat menurun akibat penundaan rilis saat Covid-19, namun Igak berpendapat bahwa mungkin saja film ini tidak akan sesukses saat ini bila ditayangkan sesuai jadwal perilisan aslinya. "Kalau ditayangkan langsung waktu itu mungkin tidak akan sesukses ini karena orang masih takut pandemi," ujarnya.
3. Sedikitnya Saingan dan Besarnya Ketertarikan Terhadap Genre Horor
Faktor lain dibalik kesuksesan film KKN Di Desa Penari ini juga diakibatkan oleh waktu atau momentum penayangannya yang tepat, dimana saat itu tidak banyak film-film Indonesia yang dirilis dalam waktu yang bersamaan, sehingga peluang suksesnya film ini menjadi jauh lebih besar.
Tak hanya itu, Igak turut menyebutkan bahwa genre horor juga menjadi faktor kesuksesan dan larisnya film KKN Di Desa Penari. Sebagai sebuah genre, film horor merupakan genre yang paling populer di Indonesia. Seperti yang diketahui bahwa genre horor dianggap lebih memacu adrenalin dan lebih menegangkan.
Terlebih di Indonesia, budaya mistis, mitos, hingga legenda menjadi hal yang tidak terlepaskan dari kehidupan masyarakat dan memiliki makna tersendiri bagi mereka, dan bahkan mempercayainya sebagai rasionalisasi peristiwa nyata yang pernah ada (Garcia, 2018).
Sehingga tidak heran mengapa film horor tak pernah sepi peminat dan masih menjadi genre populer, sebab masyarakat merasa hal tersebut menegangkan dan mendekati kehidupan sehari-hari yang mana banyak masyarakat kita yang masih percaya hal-hal mistis. Hal itulah yang dilihat oleh para filmmaker, produser atau sutradara film sebagai peluang pasar yang menjanjikan.
Referensi: