Mohon tunggu...
Galuh Pramesti Regita Andini
Galuh Pramesti Regita Andini Mohon Tunggu... Lainnya - -

Pengagum tokoh fiksi dan amatir yang tidak pernah berhenti.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Self Healing, Proses Penyembuhan Diri yang Sering Disalahartikan Remaja

2 Juli 2022   18:44 Diperbarui: 2 Juli 2022   18:44 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini kesehatan mental menjadi isu yang menyita perhatian publik. Berkaitan dengan hal itu, istilah self healing semakin banyak digunakan oleh masyarakat, khususnya pada kaum remaja yang menganggapnya sebagai jalan keluar bagi mereka untuk menyembuhkan diri dari berbagai masalah dalam hidup yang sedang dialami. Bahkan konsep self healing ini sempat menjadi tren tersendiri di media sosial, yang mana dalam pelaksanaannya seringkali dikaitkan dengan aktivitas seperti liburan atau traveling ke tempat-tempat yang indah.

Namun benarkah makna self healing yang berkembang di kalangan remaja itu tepat?

Sebelum membahasnya lebih dalam, mari kita ketahui alasan mengapa konsep self healing bisa menjadi tren di kalangan remaja. Generasi muda zaman ini rentan sekali terpapar informasi di sosial media, sehingga tidak heran jika banyak dari mereka yang mulai terpengaruh dengan tren-tren populer di dalamnya. Hanya dengan satu postingan saja perilaku seseorang dapat berubah, apalagi jika pengguna media sosial tersebut merasa cocok atau menyetujui tindakan yang ada di media sosial. 

Dalam hal ini tidak jarang pengguna media sosial membagikan momen mereke melakukan  self healing, dan tentunya setiap orang memiliki cara tersendiri mewujudkan self-healing, dan mungkin salah satunya adalah dengan berlibur. Namun hal ini malah membuat konsep self healing yang sebenarnya mengalami pergeseran makna, tidak jarang kaum remaja memaknai self healing sebagai kegiatan untuk menyembuhkan diri dari kepenatan dengan berlibur. Padahal self healing tidak melulu berkaitan dengan liburan, ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk self healing.

Apa Itu Self Healing?

Seperti yang kita ketahui bahwa untuk mengobati rasa sakit biasanya kita akan mengonsumsi obat atau mungkin menjaga kekebalan tubuh dengan mengonsumsi vitamin. Lalu bagaimana menyembuhkan luka yang ada di dalam diri kita seperti batin, pikiran, dan perasaan? Ya, caranya yaitu dengan self healing.

Self healing pada dasarnya merupakan proses proses pengobatan atau penyembuhan (dari gangguan psikologis, trauma, depresi, dll) yang dilakukan oleh diri sendiri, tanpa bantuan orang lain, tanpa media apapun, dengan melalui proses keyakinan terhadap diri sendiri yang didukung pula oleh faktor lingkungan dan faktor eksternal (Crane & Ward, 2016). Self healing juga diartikan sebagai kegiatan untuk memberdayakan kemampuan yang ada di dalam diri kita agar menghasilkan kondisi kesehatan mental yang lebih baik.

Dalam prosesnya, self healing membantu kita untuk mengeluarkan perasaan dan emosi yang terpendam di dalam diri, kemudian membantu mengenali dan memahami pikiran, perasaan dan emosi tersebut. Setelah mengenali dan memahaminya, kemudian self healing perlahan akan membuat kita menerima kondisi yang ada dalam diri kita, hingga akhirnya kita akan mampu mengurangi satu persatu permasalahan yang mengacaukan pikiran dan perasaan kita tadi (Ardila, 2020).

Itulah mengapa proses penyembuhan diri atau self healing ini tidak bisa diwujudkan dengan instan, karena membutuhkan usaha dan waktu yang cukup banyak. Sebab tidak semua individu memiliki kapabilitas atau kemampuan yang cepat untuk bisa menyalurkan emosinya, memahaminya, dan menerima ketidaksempurnaan dalam dirinya. Berkaitan dengan hal ini, dapat dikatakan bahwa ada kesalahpahaman makna self healing di kalangan remaja.

Liburan tidak serta merta dapat diterapkan sebagai penyembuhan diri bagi semua orang karena pada dasarnya liburan hanya akan menjadi penyegaran bagi jiwa kita. Mungkin saja bisa, namun hal itu hanya akan menjadi pengalihan sementara, sehingga luka batin tersebut menjadi tidak terselesaikan dan malah terus berlanjut bahkan menumpuk lebih parah. Pada akhirnya kita jadi tidak bisa berdamai diri sendiri dan memupuk emosi serta masalalu yang belum usai, psikologi menamai kondisi ini dengan istilah unfinished business (Ardila, 2020).

Sementara itu tujuan self healing sendiri bukan untuk mengingat-ingat luka yang sebelumnya kita alami, namun lebih kepada mengajak kita untuk menyembuhkan diri dari luka batin atau masalah mental emosional lainnya dengan cara memahami dan menerima segala kekurangan di dalam diri kita.

Bagaimana Cara Melakukan self healing?

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, untuk melakukan self healing bukan berarti kita harus berlibur atau memanjakan diri dengan mengunjungi tempat wisata. Self healing dapat kita lakukan dengan cara berikut:

1. Memaafkan dan berdamai dengan keadaan

Memang sulit untuk mengingat kembali peristiwa atau kejadian-kejadian buruk yang telah kita alami di masa lalu, dan merupakan hal wajar apabila kita marah akan hal itu dan sulit untuk melupakannya. Namun jika kita hanya terus menghindari dari masa lalu, ketenangan diri tidak akan pernah datang pada diri kita. Sebaliknya jika kita berani menghadapinya dan berdamai dengannya, maka bukan hanya ketenangan jiwa dan penyembuhan diri yang kita dapat, melainkan kita juga akan mendapatkan versi diri kita yang lebih baik. Selain itu kita akan menjadi mudah memaafkan dan menghadapi konflik yang serupa dimasa mendatang.

2. Mindfullness

Mindfulness merupakan metode  self healing yang berpikir dengan kesadaran total. Dengan metode ini kita akan mengelola dan mengendalikan pikiran, perasaan serta emosi. Misalnya dengan mengatur pernafasan atau bernapas dalam-dalam beberapa menit dan memfokuskan diri pada perasaan yang saat ini tengah kita rasakan. Metode ini bisa dilakukan secara rutin.

3. Self Compassion

Self compassion merupakan salah satu cara  self healing dengan memahami keadaan emosi dan meningkatkan kebaikan serta kepedulian terhadap diri sendiri, sehingga menumbuhkan perasaan empati. Bisa juga dengan bersikap lapang dada serta selalu berusaha untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Menurut Germer (2009) cara ini juga dilakukan dengan memberi kepedulian yang sama kepada diri sendiri maupun orang lain dengan tidak acuh pada rasa takut dan hanya memenuhi diri dengan kebaikan.

Tak hanya itu, masih banyak metode  self healing yang dapat kita lakukan dengan cara sederhana seperti menulis, meditasi, self talk, hingga melakukan positif thinking.

Dengan ini semoga tidak adanya lagi masyarakat khususnya kaum remaja yang menyalahartikan self healing dengan liburan. Bisa jadi konsep self healing yang berkembang di kalangan remaja merupakan gejala hello effect. Karena antara liburan dan  self healing memiliki makna yang berbeda. Liburan diartikan sebagai cara yang dilakukan individu untuk mengatasi kepenatan dari aktivitas sehari-hari, sementara self healing merupakan sebuah proses bagi individu untuk menyembuhkan dan mengobati luka batin atau psikologis.

Mungkin bagi beberapa remaja wujud  self healing mereka memang dengan liburan, namun perlu diingat bahwa  self healing yang baik adalah self healing yang bisa menuntaskan luka batin dan masalah emosional lainnya dalam diri kita. Dan tentunya hal tersebut tidak bisa dilakukan dengan waktu yang singkat.

"Healing doesn't mean the damage never existed. It means the damage no longer controls your life"  Akshay Dubey ( goodreads.com )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun