Mukti Agung Wibowo, S.T., M.Si adalah Bupati Pemalang menghadiri langsung acara show case Lingkaran Remaja Pada 25 Juni 2022. Forkopimda dan jajaran Pemerintah Daerah juga hadir di acara tersebut. Beliau juga menyerahkan buah tangan hasil karya buku yang beliau buat sendiri.Â
Bupati dalam pidato dengan atmosfer yang menyenangkan juga ingin anak remaja bisa menjadi generasi yang berani dan percaya diri. Bupati juga memberikan motivasi yang luar biasa bagi kita semua.Â
Yuanita Marini Nagel selaku perwakilan Unicef dan Dr Jasman Indradno, M. SI direktur Program Penanganan ATS selaku Mitra Unicef - LPPM ITB Semarang sangat bangga kepada anak lingkaran remaja dari desa piloting.Â
Kerjasama Pemerintah Kabupaten Pemalang yang didukung oleh Unicef Indonesia yang bermitra dengan Lppm Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang sudah menuai banyak manfaat terutama untuk anak usia Sekolah.Â
Program Penanganan ATS Gerakan Sekolah Maneh dan Gerakan Remaja Hebat di Jawa Tengah ini dimulai pada tahun 2021.
Khusus Gerakan Remaja Hebat, setelah 4 desa (Sitemu, Sikayu, Randudongkal & Randudongkal) dengan 2 lingkaran di masing-masing membentuk sebuah lingkaran remaja dengan jumlah 20 anak tiap lingkaran, akan dilanjutkan dengan melakukan pertemuan lingkaran remaja dengan kartu aktivitas yang sudah di tetap kan bersama oleh Fasilitator tingkat Desa.Â
Dengan 10 kali pertemuan lingkaran remaja dengan target peningkatan positif tentang Komunikasi, menyelesaikan masalah, bekerjasama, berpikir kritis, kreatif dan menumbuhkan percaya diri guna dapat ikut andil dalam pembangunan desa. Maka hari ini adalah suatu rangkaian acara puncak program tahun 2021 untuk lingkaran remaja dengan  menampilkan karya, dukungan untuk desa, dan kreatifitas anak lingkaran remaja di acara show case ini.Â
Program ini harus di Replikasi kan kepada remaja lain baik di dalam desa piloting Unicef dan Desa lain di Kab Pemalang.Â
Remaja Hebat ini menjadi salah satu cara juga untuk anak agar lebih bijak dalam menggunakan hand Phone. Berkumpul dengan teman sebaya, mengisi dengan kegiatan positif diharapkan menjadi sebuah tameng agar anak generasi sekarang tidak menggunakan hp berikut media sosial secara berlebihan.Â
Anak usia 10 hingga 18 tahun ini adalah aset emas bangsa. Maka mari kita berlatih dan memberikan ruang bagi mereka supaya suara anak remaja hebat ini di dengar dan menjadi masukan positif di perencanaan desa dan lain sebagainya.Â
Sebagai contoh:Â
1. Lingkar remaja desa Sitemu membuat makrtet perencanaan penggunaan lahan desa.Â
2. Lingkar remaja desa Randudongkal  memanfaatkan ampas tahu menjadi kue brownies   ampas tahu
3. Lingkar remaja desa Karangasem membuat produk dari sumber bahan dasar singkongÂ
4. Lingkar remaja desa Sikayu membuat olahan tempe.Â
Yuanita Marini Nagel - Unicef Indonesia menyampaikan bahwa buku yang di tulis oleh Bupati Pemalang sangat relevan dengan program Unicef dalam Penanganan Anak Tidak Sekolah.Â
Sebagai pendukung Penanganan Anak Tidak Sekolah di Jawa Tengah, Dr. Jasman Indradno juga menyampaikan bahwa Institut Teknologi dan Bisnis Semarang memfasilitasi lulusan SMA sederajat untuk kuliah di ITB Semarang menempatan kerja sambil kuliah, kip dll.Â
Ini untuk memberikan peluang bagi ATS yang sudah kembali bersekolah untuk tetap melanjutkan mimpi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H